PBNU: Konflik Timur Tengah Sumber Radikalisme Yang Menyebar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 06 Mei 2016, 13:58 WIB
PBNU: Konflik Timur Tengah Sumber Radikalisme Yang Menyebar
ilustrasi/net
rmol news logo Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memandang kemelut konflik di Timur Tengah dengan mengatasnamakan agama Islam adalah sumber radikalisme yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Selama konflik tersebut belum terselesaikan, bibit radikalisme dengan latar belakang agama Islam akan terus tumbuh dan menyebar di berbagai tempat.

Hal tersebut merupakan salah satu landasan PBNU menggelar International Summit Of The Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) dengan tema "Islam Nusantara: Inspirasi Peradaban Dunia", pada Senin sampai Rabu mendatang (9-11/5) di Hotel Sultan, Jakarta.

"Menyelesaikan konflik Timur Tengah, berarti menutup lahan persemaian radikalisme, sekaligus menyelamatkan kawasan itu dari kehancuran total peradabannya akibat perang panjang," demikian kutipan keterangan pers yang ditandatangani Ketua Panitia ISOMIL, H. Imam Azis, yang diterima redaksi beberapa saat lalu. .

NU juga menyorot kelompok-kelompok radikal yang membangun ideologi dengan merujuk pada elemen-elemen dalam ajaran Islam yang otoritatif (Al Qur’an dan Hadits) berikut penafsirannya yang sesuai dengan ideologi politik mereka. Di sisi lain, ada kalangan Islamophobia yang terus aktif  bergerak dengan cara menggeneralisasi Islam sebagai tertuduh dalam krisis radikalisme dan terrorisme.

NU dan kalangan Islam moderat lainnya ditantang untuk menegaskan interpretasi Islam yang benar, argumentatif dan kokoh serta secara tuntas menolak ideologi radikal. Bersama ulama moderat dari seluruh dunia, NU dituntut untuk menjernihkan, mana tafsir yang harus ditolak dan mana yang harus dikembangkan. Kemudian mengajak seluruh dunia untuk mendukung tafsir kalangan moderat dan memarginalkan tafsir radikalisme.

Persoalan "kemiskinan massal" juga tidak bisa dikesampingkan untuk dibahas dalam konferensi ini. Sebab kemiskinan massal merupakan gejala utama dunia Islam dan sangat terkait dengan problem radikalisme.

Gejala kemiskinan massal di dunia Islam sangat kontras dengan"kemakmuran" Barat. Hal ini termasuk elemen faktual yang menjadi sumber pembenaran bagi ideologi-ideologi radikal. Propaganda gerakan-gerakan radikal pun senantiasa diiringi provokasi kecemburuan sosial dan permusuhan terhadap Barat.

Karena itu, menurut NU, masalah kemiskinan tidak kalah menariknya dibahas dalam forum tersendiri dan terbatas pada tokoh-tokoh penentu kebijakan. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA