Enam orang mahasiswa tersebut secara tiba-tiba membentangan spanduk putih bertuliskan imbauan agar KPK tidak dilemahkan.
Sontak aksi yang berlangsung hanya dalam hitungan detik itu membuat pengamanan dalam (Pamdal) DPR kelimpungan. Mereka kemudian diseret secara paksa petugas Pamdal menuju posko pamdal.
Dalam tuntutannya, GMHJ menilai bahwa proses pemilihan pimpinan KPK di DPR tidak mampu menciptakan pimpinan KPK yang independen dan berintegritas.
"Proses pemilihan di DPR kaya akan proses politik, sehingga hanya melahirkan pemimpin yang tidak independen dan berintegritas, yang akhirnya pimpinan KPK bisa dijegal secara politik di tengah jalan," ujar Koordinator Umum GMHJ Lintar Fauzi dalam selebaran yang ia sebar saat aksi berlangsung.
Lebih lanjut, GMHJ meminta agar proses pemilihan pimpinan KPK di DPR lebih diperketat dan lebih independen.
"Agar perjalanan bangsa dalam semangat memberantas korupsi bisa tercapai," tandas mahasiswa Universitas Indonusa Esa Unggul itu
.[wid]
BERITA TERKAIT: