Perbaikan Jalan dan Drainase Bisa Merusak Gerbang dan Bukit Gunung Padang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Selasa, 28 Oktober 2014, 23:40 WIB
Perbaikan Jalan dan Drainase Bisa Merusak Gerbang dan Bukit Gunung Padang
rmol news logo Perbaikan jalan dan drainase di sepanjang jalan dari Warung Kondang hingga ke lokasi Situs Gunung Padang memunculkan kegelisahan. Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) menilai kegiatan yang juga dilakukan di dalam area kawasan 29 hektar cagar budaya Situs Gunung Padang itu bisa merusak area gerbang masuk dan badan bukit situs Gunung Padang yang saat ini tengah diteliti.

"TTRM menyampaikan klarifikasi bahwa kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan TTRM, dan tidak terkait dengan aktifitas penelitian dan pendampingan masyarakat yang dilakukan TTRM," kata arsitektur peneliti TTRM Chaedar Saleh dalam surat elektroniknya kepada redaksi (Selasa, 28/10)

Perbaikan jalan dan drainase tentu saja bermanfaat baik bagi kelancaran transportasi bagi pengunjung maupun pihak lain yang berkepentingan dengan situs Gunung Padang. Namun, muncul kegelisahan karena kegiatan tersebut antara lain dilakukan di area 1 (gerbang masuk di depan area parkir bawah) dan area 2 (badan bukit, level ticketing situs) dengan cara sembarangan tanpa pendampingan arkeolog.

Menurut dia, jika dikaitkan dengan pertimbangan ekonomi maka perbaikan jalan dan drainase yang dilakukan di area 1 perlu dikaji kemanfaatannya secara sosial budaya lokal bagi konsep ekologis dan kemasyarakatan. Sebab secara kasat mata pembangunan dilakukan dengan menggunakan alat berat, backhoe, dan tanpa papan petunjuk yang jelas mengenai apa yang sedang dibangun.

Sedangkan di area 2, kegiatan dilakukan dengan menggunakan alat berat padahal berdasarkan analisa awal lokasi tersebut masih menyimpan potensi temuan berupa teras-teras berundak yang terus menurun hingga sungai Cimandiri. Sehingga penggunaan alat berat tanpa pengawasan arkeolog berpotensi menghilangkan tautan konteks artefak (jika tersingkap oleh alat berat), dan bahkan bisa merusaknya.

"TTRM akan menyampaikan pertanyaan kepada pihak-pihak terkait mengenai dasar dan maksud kegiatan tersebut, agar pelaksanaannya tidak menghilangkan konteks arkeologi, dan tetap menjaga ekologi lingkungan dan sosial budaya lokal setempat," demikian Chaedar Saleh.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA