Pasalnya, Din masih harus menyelesaikan amanah sebagai Ketua Umum Muhammadiyah sampai Muktamar 2015. Ada kesan, Din Syamsuddin hendak meninggalkan tanggung jawabnya demi jabatan politik yang sedang diincar oleh banyak orang.
"Sebagai alumni DPP IMM, saya malu membaca berita itu. Terlebih, Pak Din mengakui belum pernah dihubungi sama sekali. Terbetik penilaian bahwa Pak Din sangat berharap dipanggil Jokowi,†ujar Sudarto Abdul Kasim, mantan Ketua DPP IMM (2012-2014).
Menurut dia, sepanjang sejarah Muhammadiyah, belum ada Ketua Umum PP Muhammadiyah yang berani membuat pernyataan seperti itu. Apalagi, jabatan menteri tidaklah lebih mulia dari jabatan ketua umum PP Muhammadiyah.
"Pak Din itu posisinya adalah presiden Muhammadiyah. Jadi tidak pantas kalau dia menjadi pembantu presiden,†kata dia lagi.
Sudarto berharap Din Syamsuddin menjadi guru bangsa yang bisa meluruskan arah kiblat negara. Dengan begitu, kehadirannya akan lebih bermakna bagi banyak orang.
“Ketokohan dan kepeloporannya semestinya tidak ternoda dengan hal-hal remeh seperti ini,†demikian Sudarto.
[dem]
BERITA TERKAIT: