Sukmadi Indro Tjahyono, misalnya, menilai pembentukan kabinet diwarnai oleh praktik KKN yang cukup kental.
Di laman Facebook miliknya, alumni ITB ini mengatakan, relawan berhasil dimarjinalkan oleh elit politik dan mafia busuk.
“Semula konon untuk
hunting (berburu) menteri mau digunakan kriteria dan sistem tertentu. Katanya, CV nggak penting, tetapi orang dinilai dari konsep dan gagasannya. Pret!†tulis Indro.
Ternyata, sambung dia, kandidat menteri adalah buah dari KKN dan hasil gocekan para makelar jabatan.
“Pantesan mereka (calon menteri) nongol begitu saja kayak kecoa di kakus. Mana tahan…†demikian Indro.
[dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: