Hatta mengetahui itu setelah dia menanyakan secara langsung kepada ibundanya sewaktu ia masih kecil.
"Emak mengatakan, awalnya nama saya Muhammad Hatta. Persis seperti nama tokoh proklamator kita," jelas Hatta dalam perjalanan Bandara Kualanamu-Langkat dalam rangkaian kampanye, hari ini (Kamis, 19/6).
Ibunya menjelaskan, nama tersebut adalah pemberian ayahnya, M Thohir. Sebagai seorang tentara, ayahnya sangat mengagumi perjuangan Bung Hatta. Sampai saat Hatta lahir, namanya kemudian dilengkapi menjadi Muhammad Hatta Rajasa.
Hatta mengungkapkan itu terkait banyaknya pertanyaan masyarakat soal kesamaan namanya dengan Bapak Koperasi tersebut.
Apalagi, jelang pilpres 2014 masyarakat Indonesia cukup akrab dengan slogan “Atas nama bangsa Indonesia… Prabowo-Hattaâ€. Slogan yang identik dengan pasangan Capres/Cawapres nomor urut 1, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa tersebut memang diadaptasi dari teks proklamasi kemerdekaan RI yang ditandatangani proklamator Soekarno-Hatta. Kebetulan nama Hatta Rajasa identik dengan nama Bung Hatta. Maka jadilah slogan heroik itu menjadi kian populer.
Entah kebetulan nama yang sama atau tidak, yang jelas Hatta kini juga selangkah lagi mengikuti jejak Bung Hatta sebagai vice president. Namun, saat dimintai tanggapan, Hatta mengaku tak pernah bermimpi menjadi menteri, apalagi Wakil Presiden.
“Doa saya dari kecil hanya satu. Ya Allah semoga saya bisa membahagiakan Emak. Itu saja. Karena begitu sayangnya sama Ibu,†ujar Hatta.
Hatta sangat sayang karena menyaksikan secara langsung bagaimana perjuangan ibunya tersebut dalam membesarkan dia serta kakak dan adik-adiknya. "Saya sekeluarga 12 bersaudara. Saya anak kedua. Adik saya sepuluh,†ujar mantan Menko Perekonomian itu.
Karena adiknya banyak, sejak kecil Hatta terbiasa membantu ibunya, termasuk menggendong anak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Kondisi inilah yang membuatnya sangat menghormati ibunya. Karena ia tahu menjadi ibu butuh perjuangan dan pengorbanan.
Karena itu pula cta-cita Hatta untuk membahagiakan ibu sejatinya tak pernah berubah meski ia kini menjadi Cawapres. Ia menambahkan, dulu dirinya ingin membahagiakan ibunya, dan kini setelah ibunya sudah tiada, ia ingin mengabdi untuk ibu pertiwi, bangsa Indonesia.
“Energi dan pikiran saya hanya untuk mengabdi kepada ibu pertiwi, mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,†pungkas kakek satu cucu ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: