"PDIP dihuni oleh para politisi handal, internalnya cenderung kuat, apalagi jika ditekan oleh pihak luar, barisan PDIP semakin kokoh dan rapat. Itulah kenapa Jokowi menjadi sosok yang tidak menarik di internal PDIP, Jokowi lupa bahwa rumus dalam PDIP adalah strategi
injury time," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), Yasin Mohammad, dalam rilisnya, Sabtu (8/2).
Kata dia, jika PDIP buru-buru mencalonkan Jokowi berbekal tingginya elektabiltas Gubernur DKI Jakarta itu, justru akan menjadi bumerang bagi PDIP hingga mudah diserang oleh rival-rivalnya.
"Dampaknya bukan PDIP meraih kemenangan, melainkan malah sibuk bicara tentang Jokowi dan tidak fokus dalam pemenangan Pileg," jelasnya.
Menurutnya, elektabilitas Jokowi boleh saja tinggi, tapi jika dihitung secara matang elektabilitas Jokowi sebenarnya sama sekali tidak berdampak terhadap elektabilitas PDIP. Elektabilitas Jokowi dibangun atas dasar aspek citra dirinya.
Upaya Jokowi melakukan kerja politik melalui mesin parpol sama sekali tidak terlihat. Kerja politik Jokowi tampak sekali tidak untuk PDIP dan lebih pada membangun personalitinya.
"Tingginya elektabiltas Jokowi tidak bernilai bagi suara PDIP, kecuali Jokowi adalah seorang Caleg maka elektabilitasnya secara langsung berkontribusi menyumbang suara PDIP," terang Yasin.
[ald]
BERITA TERKAIT: