"Perasaan terbebani untuk menemukan pelaku penembakan terhadap anggota Polri itu harus tertanam dalam-dalam di hati pimpinan Polri sekarang, agar pergantian Kapolri dalam waktu dekat ini tidak sampai meninggalkan kesan buruk bahwa Kapolri pun tidak bisa berbuat apa-apa," ujar anggota Komisi III DPR, Martin Hutabarat, kepada
Rakyat Merdeka Online, Minggu (15/9).
Kejadian yang terus berulang, dilakukan terang-terangan di depan opini publik yang marah dan dalam waktu yang berdekatan pula. Apabila beban melakukan pengusutan atas kasus deret penembakan misterius ini diwariskan lagi oleh Jenderal Timur Pradopo kepada Kapolri yang akan datang, pasti akan membuat akhir jabatannya berkesan dengan tidak indah.
"Seolah meninggalkan bekas tamparan terhadap Polri yang dipimpinnya tanpa berhasil mengusutnya, padahal Polri memiliki anggota lebih dari 400 000 orang, dan ribuan diantaranya juga adalah anggota terlatih," tambahnya.
Di samping itu, melalui kejadian-kejadian menyedihkan itu, politis Partai Gerindra ini berharap agar pimpinan Polri juga berusaha menangkap apa makna atau sinyal dari seluruh peristiwa penembakan ini terhadap institusi Polri.
"Jangan-jangan ada pesan atau maksud tertentu dari gerombolan terlatih yang melakukan penembakan misterius tersebut kepada institusi Polri. Ini juga perlu didalami oleh Pimpinan Polri, dan sekaligus usaha untuk mengusutnya juga perlu lebih ditingkatkan, agar kasus penembakan misterius jilid dua ini cepat terungkap, supaya tidak berkelanjutan lagi," tutup Ketua Fraksi Gerindra di MPR RI ini
.[wid]
BERITA TERKAIT: