Di dapil ini akan menjadi ajang pertarungan antara pejabat, kalangan artis, pengusaha, dan bekas calon Wakil Gubernur DKI Jakarta. Mereka akan memperebutkan enam kursi. Mulyano akan bertarung dengan bekas koleganya Hayono Isman dari Partai Demokrat, Bambang Wiyogo, anak dari almarhum Wiyogo Atmodarminto, bekas Gubernur DKI Jakarta, di nomor urut satu dan presenter kondang, Charles Bonar Sirait dari Golkar.
Pertarungan artis di dapil ini akan disemarakkan dengan kehadiran Saleh Ali atau yang terkenal sebagai Said Bajuri dalam sinetron komedi Bajaj Badjuri dari PKB. Sementara PDIP kembali mengandalkan petahana, bekas Pangdam Udayana Adang Ruchiatna. Partai Amanat Nasional (PAN) menempatkan mantan cawagub DKI Didik J Rachbini di nomor urut pertama.
Nama caleg lain yang patut diperhitungkan di dapil ini adalah Mayor Jenderal (Purn) TNI Asril Tanjung. Mantan Kepala Staf Kostrad TNI AD ini akan berada di nomor satu daftar caleg Partai Gerindra. Gerindra juga mengajukan Batara Sirait, adik dari politisi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait.
Mulyano optimis kali ini mampu bersaing dengan semua lawannya. Keputusannya maju dari daerah pemilihan (dapil) 1 DKI Jakarta dari Hanura, dianggapnya sebagai suatu proses pembelajaran dalam berpolitik. Dia tetap optimis kepindahaannya ke ibukota. Pasalnya, di ibukota, dia punya chemistry dengan rekan-rekannya, yang kebanyakan berada di wilayah ini.
"Saya menikmati kegagalan maju dari Demokrat. Saya anggap sebagai pembelajaran, karena itu adalah proses yang dalam dan saya bisa mengevaluasi dari pengalaman itu. Selain itu, politik itu tujuannya sama, keadilan dan kesejahteraan, hanya kendaraannya saja yang berbeda," ujar dia kepada
Rakyat Merdeka Online, belum lama ini (5/8).
Dikatakan, ongkos politik di daerah dengan di ibukota tidak ada perbedaan. Karena, lanjutnya, masyarakat sebenarnya hanya perlu disapa dan didengarkan pendapatnya, untuk kemudian disampaikan. Menurutnya, legislator sebenarnya tidak melupakan pemilihnya. Bila nanti terpilih, anggota DPR pusat dan DPRD harus saling bekerja sama dalam mengatasi berbagai masalah, khususnya yang ada di ibukota.
"Kalau soal konsep, sebenarnya DPRD yang lebih berkepentingan untuk mengejawantahkan program-program terkait SDM dan tenaga kerja yang ada di DKI Jakarta. Karena, persoalan di ibukota juga merupakan masalah pemerintah pusat. Jadi DPR pusat dan DPRD akan saling bersinergi," tutur Mulyono.
Selain asli sebagai warga Jakarta, bekas Sekretaris Departemen Sosial Demokrat ini memiliki program unggulan yang bakal menarik perhatian konstituennya. Di antaranya, memperjuangkan Peraturan Daerah tentang tanah wakaf untuk kepentingan sarana ibadah. Saat ini keberadaan rumah ibadah, khususnya masjid di DKI Jakarta jumlahnya semakin berkurang.
"Seharusnya pemda bisa membeli tanah wakaf milik masyarakat yang nantinya dibangun masjid atau mushala. Karena saat ini sudah banyak masjid yang digusur. Ini program yang akan saya bawa ke masyarakat," katanya.
Selain itu, Mulyano juga mengedepankan pentingnya pembangunan hunian yang layak bagi masyarakat DKI Jakarta. Karena menurutnya, Jakarta sebagai ibukota negara akan terus berkembang layaknya ibukota di negara lain.
"Tidak mudah membangun tempat yang baik untuk hunian masyarakat banyak. Jakarta harus bisa jadi jadi barometer, bagaimana penduduk yang sudah tinggal disini bisa tetap betah. Ini juga jadi pekerjaan yang berat bagi gubernur saat ini."
Dia juga akan memperjuangkan area pemakaman yang kini keberadaannya semakin minim di Jakarta. Menurutnya, dengan sudah dideklarasikannya Wiranto dan Harry Tanoe sebagai menarik perhatian publik yang ingin tahu sepak terjang pasangan ini.
"Kita meyakini partai kami baru mekar sehingga harus giat bekerja dari bawah dan masyarakat juga memahami bahwa kami adalah partai yang tidak KKN, selalu menyampaikan tidak ada dusta di antara kita," tukasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: