"Bagaimana membuat Polri disayangi dan dirindukan rakyat dan bukan dihindari rakyat, itulah yang penting harus dilakukan Polri ke depan," ujar anggota Komisi III DPR, Martin Hutabarat, beberapa saat lalu (Senin, 1/7).
Polri harus bisa membuang jauh kesan yang salah di sebagian masyarakat bahwa kalau berurusan dengan Polri itu identik dengan uang. Dia mengungkapkan anekdot yang mengatakan jika kehilangan kambing melapor pada polisi malah bisa kehilangan sapi. Anggapan negatif itu harus bisa dibuktikan salah oleh Polri.
Di samping itu, persoalan krusial lain yang diamatinya adalah isu seleksi penerimaan calon Polisi, seleksi mengikuti pendidikan, mendapat kenaikan pangkat dan mutasi di internal Polri. Semua tahapan itu diidentikkan dengan suap-menyuap.
"Kalau sejak awal semuanya di kepolisian berurusan dengan uang, ya otomatis anggota Polri itu pun dimana-mana akan mencari uang untuk membayar uang yang sudah dikeluarkannya. Akhirnya tugas aparat di kepolisian jadi ladang bisnis dan bukan lagi pengabdian," urainya.
Supaya Polri baik di mata rakyat, seharusnya dari hulu juga harus bersih. Ke depannya, tugas pemberantasan korupsi dan teroris ini perlu lebih sungguh-sungguh mendapat perhatian Polisi.
"Sekarang gaji penyidik korupsi di Polri sudah dinaikkan sama dengan penyidik KPK. Tidak ada alasan lagi sebenarnya Polisi kalah dari KPK dalam memberantas korupsi," ucapnya.
Belum banyak terdengar kiprah kepolisian dalam pemberantasan korupsi dan pemberantasan teroris. Polri harus lebih kerja keras. Kalau tidak berhasil, setiap pekan dapat terjadi ledakan bom bunuh diri seperti terjadi di Pakistan, Afghanistan, Irak, Suriah, dan kawasan Afrika.
"Dalam waktu dekat ini pemilihan Kapolri perlu dicermati agar Kapolri baru dapat meneruskan reformasi yang sedang berjalan," tandasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: