Demikian analisa dari pakar ilmu politik, Arbi Sanit, seperti disampaikannya kepada
Rakyat Merdeka Online, Selasa (4/6). Menurut dia, sekarang ada potensi besar pada Jokowi. PDIP tidak takut lagi ber-regenerasi. Mega bisa memilih di belakang layar dan menjadi "queen maker".
Menurutnya lagi, Pilpres 2014 adalah kesempatan terakhir bagi Mega untuk bersikap
legowo dan ksatria. Mega jangan lagi mudah "dikipas" untuk maju ke Pilpres, apalagi melihat catatan buruknya selama dua kali pemilihan yang menuai kekalahan memalukan.
"2014 saya kira kesempatan terakhir untuk dia bersikap. 2019 ada generasi baru yang akan tampil. Jokowi sudah matang dengan dukungan atau tanpa dukungan Mega. Jadi, tidak ada kesempatan kedua untuk bersikap demikian," ujar Arbi Sanit.
Dengan menjadi "queen maker", Mega akan menguntungkan PDIP. Partai banteng akan lebih terkenal, mendapat simpati, baik dari massa Soekarnois maupun dari luar massa Soekarnois.
"Kalau 2014 dia
legowo, akan lebih menguntungkan. Jokowi yang paling pas menjadi calon presiden," terangnya.
Bagaimana dengan potensi putri Mega yang juga menjabat petinggi partai, Puan Maharani?
"Puan terlalu lambat tumbuhnya jadi pemimpin. Jokowi melonjak-lonjak," ucapnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: