Elite Partai Gerindra membantah keras prediksi yang memastikan Joko Widodo menenggelamkan popularitas Prabowo Subianto. Bahkan, Prabowo sendiri sudah menegaskan terlalu dini untuk menyatakan Jokowi sebagai rivalnya.
Analis politik, Umar S. Bakry, berpendapat lain. Dia mengatakan, tentu saja Jokowi adalah ancaman buat Prabowo. Memang, Jokowi belum menyatakan bersedia nyapres. Tapi, namanya sudah bergaung di mana-mana.
"Bukan hanya bagi Prabowo, tapi Jokowi ancaman bagi semua politisi yang bercita-cita menjadi presiden," tegasnya kepada
Rakyat Merdeka Online, Kamis (30/5).
Jokowi dia gambarkan sebagai "anak muda yang datang dari kampung dan awalnya tidak diperhitungkan, tapi kini semua orang bicarakan dia".
"Politisi manapun yang mengaku tidak terancam pasti pura-pura. Cuma mereka menunjukkannya berbeda-beda. Ada yang panik, tenang, optimis," ucapnya.
Umar pun menanggapi pernyataan elite Gerindra yang mewacanakan pencapresan Jokowi di Pilpres 2019, sebagai ganti Prabowo Subianto.
Gerindra optimis pencalonan Prabowo untuk 2014 akan berjalan mulus sampai kemenangan. Namun, Gerindra tegaskan, Jokowi harus fokus dahulu pada tugasnya di DKI Jakarta sampai 2017.
"Wajar Gerindra menyatakan itu karena mereka sudah lama sekali persiapkan Prabowo dan faktanya dukungan semakin kuat. Pernyataan itu adalah untuk mengeliminir Jokowi yang potensial," jelasnya.
Dia yakini gerakan untuk mengeliminir Jokowi digencarkan oleh pihak-pihak tertentu. Hanya caranya berbeda-beda.
"Gerindra pakai pendekatan kooperatif. Dan itu strategi yang baik," jelasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: