Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, menjelaskan kunjungan ke Swedia atas undangan Raja Carl XIV Gustav, sedangkan ke AS untuk menghadiri pertemuan kelima High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda. Presiden SBY akan bertolak dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, dengan tujuan pertama Stockholm. Di ibukota Swedia ini SBY akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Raja Carl XVI Gustaf, melakukan pertemuan bilateral dengan PM Fredrik Reinfeldt, dan Ketua Parlemen Per Westerberg.
Dalam rangkaian pertemuan tersebut, kata Teuku Faizasyah seperti tertulis dalam keterangan persnya, akan dibahas isu-isu yang menjadi kepentingan kedua negara, utamanya di bidang ekonomi, lingkungan hidup dan perubahan iklim, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, riset, dan teknologi. Rencananya, akan ditandatangani sejumlah nota kesepahaman, antara lain di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, dan kesehatan.
Selain pertemuan dengan pejabat tinggi Swedia, Presiden SBY juga dijadwalkan menerima sejumlah CEO perusahaan terkemuka setempat, antara lain CEO Business Sweden, CEO IKEA, dan pemimpin perusahaan Investor AB. Melalui pertemuan tersebut diharapkan para pelaku bisnis utama Swedia akan semakin yakin atas potensi investasi di Indonesia.
"Kunjungan ini mencerminkan kedekatan hubungan bilateral kedua negara, akan digunakan untuk semakin memperkokoh kerja sama yang saling menguntungkan," kata dia.
Usai kunjungan di Swedia, presiden SBY beserta delegasi bertolak menuju New York, AS dalam rangka menghadiri pertemuan ke-5 Panel Tingkat Tinggi PBB Mengenai Agenda Pembangunan Pasca 2015 di Markas Besar PBB. Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir panel setelah empat pertemuan sebelumnya, masing-masing di New York pada September 2012, London pada November 2012, Monrovia pada Februari 2013, dan Bali pada Maret 2013. Dalam pertemuan ini, SBY akan menmyampaikan laporan akhir panel serta pengesahan laporan.
"Pertemuan terakhir Panel di New York yang akan dipimpin oleh Presiden SBY menjadi kulminasi dari proses panjang penyusunan laporan panel terkait visi agenda pembangunan pasca 2015," Faizasyah menjelaskan.
Selanjutnya, SBY atas nama ketua bersama dan anggota panel akan menyerahkan laporan tersebut kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon. Di New York, Presiden juga akan menghadiri sidang Majelis Umum PBB untuk memaparkan laporan akjir panel tersebut kepada Presiden Majelis Umum PBB dan para anggota PBB. Penyampaian laporan tersebut kepada Sekjen PBB menandai berakhirnya tugas dan mandat Panel Tingkat Tinggi yang ditunjuk Sekjen PBB.
"Sebagaimana halnya MDGs, agenda pembangunan pasca 2015 yang digariskan dalam Laporan Panel tersebut diharapkan dapat menjadi rujukan negara-negara bangsa dalam menetapkan prioritas pembangunannya untuk jangka waktu 15 sampai 20 ke depan setelah tahun 2015," kata Faizasyah menambahkan saat di New York inilah SBY akan menerima penghargaan World Statesman Award dari organisasi nirlaba Appeal of Conscience Foundation (AoCF).
[dem]
BERITA TERKAIT: