JK Ogah Grasak-grusuk Cari Tiket Pilpres

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Senin, 13 Mei 2013, 22:28 WIB
JK Ogah Grasak-grusuk Cari Tiket Pilpres
rmol news logo . Bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla makin rajin melakukan safari politik dan berbagai kegiatan sosial melalui dua organisasi yang dipimpinnya, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Dua organisasi serta track record sebagai mantan capres dan Ketua Umum Golkar dianggap cukup seksi untuk mengantarkan JK menuju Pilpres 2014.
            
"Saya disini ingin luruskan kalau seolah-olah JK ini dianggap calon non parpol. Saya kira itu pandangan salah. Pak JK itu orang partai. Memang dalam konteks kendaraan politik bisa saja disebut seperti itu karena JK bukan fungsionaris sebagaimana lazimnya, tapi dia kan bekas Ketua Umum Golkar yang sekarang di PMI dan DMI. Nah dengan kondisi itu, justru ada kecenderungan Pak JK menjadi milik banyak partai, lebih leluasa dan menarik bagi partai lain," kata Jurubicara JK, Husain Abdullah, saat dihubungi, Senin malam (13/5).

Justru dengan tidak menjadi fungsionaris partai, lanjut dia, terbuka peluang besar untuk memposisikan JK sebagai ikon partai. Tentunya itu selain beberapa eksekusi kebijakan JK di pemerintahan yang dirasakan betul sampai sekarang, dan ternyata begitu begitu dibandingkan kinerja pemerintahan sekarang dengan periode sebelumnya sangat berbeda. Inilah, sebut dia, akumulasi politik yang tidak bisa diabaikan.

Kebijakan itu, lanjut dia, konversi minyak gas menjadi minyak tanah. Menurutnya, itu bukan hanya prestasi nasional saja tapi prestasi yang sudah mendunia karena seorang pemimpin bisa mengambil kebijakan yang mampu memindahkan jutaan juta jiwa mengalihkan pemakaian bahan bakar dari minyak ke gas.

"Kalau dihitung-hitung, karena kebijakan itu kita sukses menghemat anggaran negara sampai Rp 50 triliun. India saja itu dengan jumlah penduduk yang hampir sama dengan Indonesia, ternyata cuma bisa terhadap 500 ribu jiwa. Jadi ini mencengangkan. Makanya banyak negara yang berguru kedia," jelasnya.

Kebijakan lainnya, lanjut pria yang akrab disapa Ucheng ini, termasuk mengenai penanganan pemulihan tsunami Aceh dan perdamaian GAM dengan Republik Indonesia. Makanya dengan modal-modal social dan politik seperti itu. JK kelihatan unggulannya.
"Saya saja baru ketemu sopir taxi, nah yang dia tahu itu yang kerja itu cuma JK,” katanya.

Makanya dengan tidak menonjolkan diri sebagai tokoh parpol, menurutnya, justru akan lebih besar membuka peluang dia nyapres di 2014. Apalagi partai-partai seperti PPP dan Partai Demokrat sudah mulai gelar konvensi untuk jaring capres.

"Ini menunjukkan kalau calon dari luar itu diterima di semua kalangan Cuma tentu secara etik JK tak perlu ikuti itu kan dia sudah terbukti di masa kepemimpinannya dia. Jadi masa pemimpin yang terbukti ikut konvensi. Kalau pun mau diuji apanya juga yang mau diuji wong dia sudah hebat dan terbukti. Jadi kalau sudah lolos uji dan mutu, masa mau dikonvensikan," katanya.

Makanya, lanjut dia, JK belum terlalu mau grasak-grusuk hanya urtuk mencari tiket Pilpres 2014. JK lebih condong ikut kegiatan-kegiatna kemanusiaan yang melibatkan dua organisasi yang dipimpinnya, PMI dan DMI.

"Jadi beliau saat ini lebih fokus ke kegiatan sosialnya terutama urus PMI dan Dewan Masjid. Cuma apakah bapak punya tim sukses saya belum tahu. Tapi mestinya negara ini diberi kesempatan sekali lagi pada yang lebih berkualitas sebelum diserahkan kepada yang muda. Negara ini sudah amburadul sekali," tambah dia.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA