"Dari sekian calon yang ada, semuanya merupakan capres daur ulang. Hanya Pak Hatta yang segar dan baru," kata Didi dalam seperti tertulis dalam keterangan persnya yang diterima redaksi, Senin (13/5).
Namun, meski merupakan wajah baru, kehadiran Hatta tidak bisa disebut sebagai ajang coba-coba. Menurut dia, Hatta sarat pengalaman, baik di bidang birokasi, politik dan entepreuner.
"Dia (Hatta) adalah tokoh yang sangat mumpuni di segala bidang. Selain itu, Hatta memiliki kendaraan politik yang merupakan syarat dari sebuah UU untuk maju dalam sebuah pemilihan presiden. Makanya, tidak salah jika kita memutuskan bergabung dengan PAN untuk bersama-sama membesarkan partai ini," ungkapnya.
Terkait hasil sejumlah survei yang terus menunjukkan trend positif terhadap Hatta sebagai capres, seperti dilakukan Jajak Pembaca Koran Nonstop, Didi menyebutkan, itu sebuah bukti jika masyarakat mulai menyukai kehadiran Hatta di bursa Pilpres 2014. Dalam hasil Jajak Pembaca Koran Nonstop edisi Mei 2013, Menko Perekonomian Hatta Rajasa tetap berada di posisi teratas dengan raihan 37 persen, disusul Menteri BUMN Dahlan Iskan sebesar 29 persen, Mahfud MD 11 persen, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebanyak 8 persen, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri dengan 3 persen. Posisi terakhir ditempati Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang hanya meraih 2 persen.
"Publik menyadari kemampuan Hatta bukan atas dasar pernyataannya yang tidak pernah kontroversial, tapi atas sikap dan gerak seorang negarawan. Jadi, naiknya tingkat elektabilitas Hatta itu benar-benar atas kinerjanya bukan cerminan sikap kontroversi," imbuh Didi yang merupakan Calon legislatif (Caleg) dari PAN untuk daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
[dem]
BERITA TERKAIT: