Sepintas, ide konvensi yang dilahirkan oleh Ketua Umum Demokrat, SBY, itu terkesan hanya untuk meniru konvensi yang pernah dilakukan Partai Golkar 10 tahun lalu.
Dan wajar pula jika muncul kesan di masyarakat bahwa ide menggelar konvensi itu hanya untuk mengalihkan perhatian dari sorotan tajam terhadap Partai Demokrat sekarang.
"Demokrat disorot tajam karena dianggap oleh orang menjadi partai keluarga, partai dinasti, di mana Ketua Umum dan Sekjennya adalah bapak dan anak," kata anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 10/4).
Namun, Martin berpendapat, andaikata SBY dan Demokrat serius menginginkan adanya calon Presiden yang berbobot ke depan yang dipilih melalui konvensi, ada baiknya konvensi itu dilakukan oleh Demokrat bersama dengan partai lain.
"Saya kira akan banyak partai lain tertarik mengikutinya dan betul-betul memberi peluang bagi munculnya tokoh handal yang populer dan memiliki rekam jejak menonjol untuk dicalonkan menjadi Capres," ucapnya.
Martin yakin, hanya dengan merangkul partai-partai lain melaksanakan secara bersama konvensi ini, maka citra SBY dan Demokrat dapat dipulihkan.
[ald]
BERITA TERKAIT: