Tokoh 98: Soal Kudeta, Rakyat Lebih Cerdas dan Rasional daripada Elite

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Sabtu, 30 Maret 2013, 10:50 WIB
Tokoh 98: Soal Kudeta, Rakyat Lebih Cerdas dan Rasional daripada Elite
ahmad kasino
rmol news logo Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggunakan taktik yang itu-itu saja untuk menarik simpati rakyat. Jurus "dizalimi" dipakainya untuk menutup berbagai kasus hukum yang menimpa pemerintahannya, Partai Demokrat dan keluarga Cikeas.

Taktik ini pernah digunakan SBY pada tahun 2004, dengan target ketidaksukaan publik berubah jadi simpati.

Dan ternyata, elite lebih mudah dimanipulasi dengan taktik SBY itu. Para petinggi media massa bersimpati, ikut menakut-nakuti rakyat akan ada kudeta. Jenderal-jenderal bersimpati dan mengatakan "libas orang-orang yang akan melakukan kudeta".

Bahkan istri mantan presiden Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid, sempat terbujuk untuk berikan dukungan kepada SBY. Padahal kudeta hanya halusinasi SBY, yang tidak mungkin terjadi di Indonesia karena militer tidak mau melakukannya.

"Wong, KSAD sendiri iparnya. Masak mau kudeta?" kata aktivis Gerakan Indonesia Bersih, Ahmad Kasino, kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (30/3).

Halusinasi kudeta merugikan negara. 12 ribu lebih personil TNI dan Polri berserakan di Jakarta dengan senjata dan perlengkapan anti kerusuhan. Sudah pasti pengerahan itu menghabiskan miliaran rupiah.

Tetapi rakyat yang ditakuti-takuti kudeta justru tenang-tenang saja. Aktivitas berjalan normal di ibukota.

Menurut tokoh gerakan 98 ini, rakyat lebih cerdas dan rasional ketimbang elite politik yang mudah dimanipulasi dan dikooptasi.

"Ini pelajaran berharga untuk politik indonesia. Lupakan elite yang manipulatif dan gampang dikooptasi. Tapi, andalkan rasionalitas dan kejujuran hati rakyat," tegasnya. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA