Begitu dikatakan sosiolog, Prof. DR. Thamrin Amal Tomagola saat menjadi pembicara sebuah diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (9/3).
"TNI harus membantu membangun kembali gedung yang mereka bakar, agar ada nuansa kebersamaan dan perdamaian disana," kata dia.
Prof Thamrin menilai konflik TNI-Polri ibarat buku, yang merupakan cerita lama yang tak kunjung selesai. Selain faktor ekonomi, permasalahan hukum masih menjadi alasan lain munculnya pertikaian antara kedua instansi tersebut.
Karenanya, dia mengajak pihak TNI dan Polri untuk belajar dari kasus OKU ini agar permasalahan yang sifatnya berlarut-larut ini segera selesai.
"Harus belajar kalau ada kasus jangan disimpan terlalu lama," demikian Thamrin.
Kamis kemarin (7/3), sekitar 75 anggota TNI datang menanyakan kelanjutan proses hukum terhadap Bintara. Mereka sempat berdialog dengan Kapolres OKU. Diduga tak puas dengan penjelasan Kapolres tentang kejelasan hukum pelaku Pratu Heru, massa merusak dan membakar Mapolres. Oknum TNI juga membawa sangkur yang digunakan melukai para korban.
Bukan hanya Mapolres, massa juga membakar Pos Lalu Lintas Ogan 2 dan Pos Lalu Lintas Simpang Kota Baru. Mereka juga merusak Polsek Baturaja Timur, Polsek Marta Pura, dan Pos Lantas Ramayana. Kemudian 69 sepeda motor dan 9 mobil ikut dirusak.
[sam]
BERITA TERKAIT: