Hal itu terakhir kali diungkapkan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, yang mengatakan, Demokrat hanya kalah di udara, namun masih memiliki pengaruh kuat di darat.
Dalam jumpa pers di Sentul International Convention Center (SICC), Sabtu (15/12), dia akui Demokrat kalah dalam pertarungan di udara karena partainya tidak memiliki media massa untuk menyalurkan pandangan partainya. Secara tersirat dia katakan, pada waktunya Partai Demokrat juga akan bermain di udara dengan cara sendiri.
Apakah itu sinyal bahwa Demokrat akan mendirikan media massa jelang Pemilihan 2014?
Hal itu dijawab tegas oleh Sekretaris Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan.
"Demokrat tidak pernah mimpi punya media," kata Hinca di sela diskusi "Setahun Wajah Hukum Indonesia" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (22/12).
Malah kata mantan anggota Dewan Pers itu, parpol seharusnya tidak punya media massa karena nantinya rawan bertentangan dengan prinsip demokrasi itu sendiri.
Di Indonesia tidak ada parpol memiliki media massa, yang ada hanya pemilik media massa yang kemudian bergabung ke parpol.
"Tidak perlu beli kambing kalau mau makan sate," ujarnya menganalogikan.
"Kita hanya menari saja, karena pemilik panggung memberi ruang pada penari," lanjutnya. Pemilik panggung yang dimaksudnya adalah para pemilik media.
"Makanya pandai-pandailah menari. Jangan salahkan lantai yang tak rata kalau kau tak pandai menari," tuturnya lagi dalam perumpamaan.
[ald]
BERITA TERKAIT: