Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan meyakini pihaknya tidak akan mendapatkan kendala.
"Untuk masalah junta militer kita tidak berpikir masalah itu, ini adalah kemanusiaan. Kita rakyat Indonesia, membantu rakyat Myanmar. Jadi itu yang kita pegang," kata Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan di Bandara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin, 31 Maret 2025.
Tantangan yang dihadapi sesungguhnya bukan saja soal konflik. Donny mengatakan, mereka juga mengantisipasi adanya bencana susulan pasca gempa.
Salah satu upaya antisipasi tersebut adalah mengirim personel pengamanan untuk menjaga anggota TNI yang tengah membantu korban gempa di Myanmar.
"Sehingga nanti itu kita akan assessment berapa dibutuhkan tim pengamanan untuk memberikan pengamanan kepada petugas yang melaksanakan tugas di daerah bencana alam tersebut," jelas Donny.
Adapun, tim pengamanan tersebut tergabung dalam 39 personel TNI lintas matra yang terdiri dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), Marinir, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), dan Badan SAR Nasional (Basarnas).
Puluhan personel dikirim dengan pesawat Hercules.
Dengan adanya pengamanan itu, Donny yakin pihaknya tidak akan mendapatkan kendala dalam membawa logistik masuk walaupun sedang terjadi konflik di Myanmar.
Terlebih, TNI sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).
Sebelumnya, bantuan sekitar 12 ton terdiri dari tenda, bahan makanan, dan selimut, telah dikirim ke Myanmar, termasuk juga bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bantuan itu diangkut dengan pesawat Hercules dari Lanud Halim Jakarta menuju Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM) di Aceh.
Setibanya di SIM, bantuan diangkut ke Kota Naypyidaw di Myanmar.
BERITA TERKAIT: