Hal itu dilakukan melalui Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) serta mengurangi penggunaan barang impor dalam setiap pembangunan kapal atau alat apung di lingkungan Angkatan Laut.
Kepala Disadal Laksamana Pertama TNI Widiyantoro menyampaikan bahwa perencanaan pembangunan kekuatan TNI AL secara umum disusun dalam tahapan perencanaan postur untuk jangka panjang, rencana strategis (Renstra) untuk jangka menengah dan rencana kerja (Renja) untuk jangka pendek.
“Proses penyusunan rencana kerja hingga menjadi DIPA merupakan mekanisme alur perencanaan anggaran yang sistematis selama satu tahun, sehingga diharapkan rencana kerja yang tersusun akan tepat sasaran sesuai dengan perencanaan jangka menengah maupun jangka panjang yang telah ditetapkan,” ungkap Kadisadal dalam keterangan tertulis, Rabu (20/9).
Disadal sebagai PPK bekerja sama dengan PT. Tesco Indomaritim, PT. Palindo Marine, dan PT. Noahtu Shipyard sebagai mitra penyedia barang dan jasa yang merupakan simbolisasi dimulainya proses fisik pengadaan dua unit
special mission combat boat.Nilai kontrak masing-masing untuk
special mission combat boat dari PT. Tesco Indomaritim sebesar Rp 26.964.500.000,
special mission combat boat dari PT. Palindo Marine sebesar Rp 26.963.000.000, dan satu unit Harbour Tug dari PT. Noahtu Shipyard dengan nilai kontrak sebesar Rp 79.900.000.000.
“Saya berharap dalam pengadaan dua
unit special mission combat boat dan satu unit Harbour Tug TA. 2023 ini para galangan kapal mampu meningkatkan P3DN," imbuh dia.
"Sehingga dukungan kita terhadap program pemerintah dapat terlaksana, serta target dan cita-cita pemerintah dalam kemandirian industri pertahanan dan meningkatkan perekonomian dapat terealisasi," pungkas Laksma TNI Widiyantoro.
BERITA TERKAIT: