EA-18G
Growler mulanya dibuat untuk memenuhi kebutuhan militer Amerika Serikat sebagai pengganti EA-6B
Prowler yang mulai masuk dinas operasional AL AS pada tahun 2009. Jet tempur khusus ini dioperasikan pertama kalinya di Libya, beberapa tahun lalu.
Antara
Super Hornet dan
Glowler tampak serupa, namun sesungguhnya ada perbedaan bentuk fisik yang nyata. Paling kentara pada bagian
leading edge dan ujung sayap
(wingtip). Rel peluncur rudal
Sidewinder pada bagian
wingtip diganti dengan pod ALQ-218(V)2 RFRS
(radio frequency receiver system).
Bergabungnya skuadron
Growler dalam jajaran RAFF, tentu memiliki arti yang sangat strategis, baik secara politis maupun militer. Secara politis, kepemilikan
Growler membuat “status†Australia kian nyata sebagai salah satu sekutu terdekat AS. Perlu diingat, bahwa untuk pertama kalinya AS menjual jet tempur khusus bernilai strategis macam ini. Selama ini tak pernah diekspor ke negeri lain.
Kehadiran skuadron
Growler milik negeri tetangga selatan Indonesia, tentu tak salah untuk diwaspadai. Apalagi kemampuannya tergolong tinggi
(high-end capability). Dari sini mucul pertanyaan, Australia dengan
Glowler akan dipersiapkan untuk menghadapi pihak mana? Bisa jadi, jet tempur pernika ini dipersiapkan menghadapi Indonesia. Dimana TNI AU, ke depannya berencana mengoperasikan rudal hanud jarak menengah/jauh guna melengkapi pagar hanud wilayah Nusantara.
Pernika sendiri merupakan sebuah laga atau pertempuran yang bertujuan untuk menihilkan kemampuan lawan pada aspek elektronik, seperti radar dan jalur komunikasi. Pada pertempuran pernika dapat dilakukan dengan cara penghancuran halus
(soft kill) maupun penghancuran kasar
(hard kill). Metode
soft kill berupa tindakan pengacakan secara elektronik
(jamming), sementara
hard kill adalah tindakan destruktif langsung berupa pemboman atau serangan rudal.
Jet tempur EA-18G
Growler memiliki kemampuan keduanya, baik
soft kill maupun
hard kill. Adalah pod ALQ-218(V)2 RFRS
(radio frequency receiver system) sebagai detektor dan pemilah emisi radar lawan yang menjadi andalan
soft kill, Growler. Selain ALQ-99
jamming pod untuk melakukan pembungkaman/pengacakan secara elektronis
(electronic jamming).
Sementara untuk
hard kill,
Growler mampu menghancurkan fasilitas radar lawan dengan rudal anti radar AGM-88
HARM atau AGM-88E
AARGM. Tak ketinggalan,
Growler juga memiliki perangkat ALQ-227
communication countermeasures set dan sistem komunikasi satelit yang terpasang di bagian punuk
(spine).
Sebagai aset udara perang elektronik,
Growler mengemban berbagai misi spesifik, seperti pembungkaman pertahanan udara (hanud) lawan atau SEAD
(suppression of enemy air defenses), pengacakan sinyal elektronik jarak jauh
(stand-off electronic jamming), pengacakan elektronik spektrum luas (broad-spectrum jamming), manajemen tempur elektronik
(electronic battle management), pengintaian
(reconnaissance), pengacakan elektronik untuk melindungi konvoi pesawat lain
(escort jamming), bahkan hingga pengawalan tempur terbatas
(limited fighter escort).
BERITA TERKAIT: