Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Densus Harus Cepat Ringkus Teroris Pasuruan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 07 Juli 2018, 06:22 WIB
Densus Harus Cepat Ringkus Teroris Pasuruan
Bambang Soesatyo/RMOL
rmol news logo . Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta Densus 88 Anti-Teror dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memburu terduga teroris pemilik bom yang meledak di rumah kontrakan di Kelurahan Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Meski ledakan bom itu rendah, tidak berarti aksi teror tersebut tidak membahayakan.

"Saya meminta Komisi III DPR mendorong BNPT dan Kepolisian, melalui Densus 88, untuk melakukan penyelidikan mendalam terhadap ledakan tersebut. Terduga pelaku pemilik bom yang saat ini masih melarikan diri harus diburu," ucap politisi yang akrab disapa Bamsoet ini di Jakarta, Jumat (67).

Polri mengindentifikasi, pemilik bom bernama Anwardi. Yang bersangkutan pernah meringkuk di balik jeruji besi di Lapas Cipinang, Jakarta, karena kasus terorisme juga. Bom Anwardi meledak karena dimainkan anaknya.

Akibat ledakan itu, anak Anwandi terluka dan saat ini masih di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur. "Saya menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa ledakan yang menyebabkan seorang anak terluka," imbuh Bamsoet.

Kasus itu, tambah Bamsoet, menunjukkan bahwa sel-sel terorisme masih ada di tengah masyarakat. Dia juga meminta mendorong Badan Intelijen Negara (BIN) meningkatkan kewaspadaan terhadap pergerakan teroris/radikalisme di wilayah yang dianggap berpotensi berkembangnya paham radikalisme. Kemudian, berkoordinasi dengan aparat yang berada di daerah guna menemukan pelaku bom yang melarikan diri agar segera tertangkap.

Politisi Partai Golkar ini juga meminta Pemda tidak tinggal diam. Pemda harus berpartisipasi aktif dengan melibatkan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) melindungi daerahnya masing-masing dalam penanggulangan terorisme.

Kepada masyarakat, Bamsoet meminta untuk tetap waspada terhadap segala hal yang terjadi di lingkungan masing-masing. "Segera laporkan ke aparat Kepolisian apabila mengetahui hal-hal yang mencurigakan ataupun adanya kegiatan yang mengarah kepada paham radikalisme," tandasnya.

Di tempat terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal menuturkan menjelaskan gerak-gerik Anwardi. Setelah keluar dari Lapas, Anwardi diketahui aktif berkomunikasi dengan komunitas mantan napi terorisme lainnya. Namun, di tengah masyarakat, dia banyak menyendiri.

Anwardi diketahui tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Pasuruan. "Semenjak pelaku keluar dari Lapas, banyak menyendiri dan melakukan kegiatan pengajian dengan diduga pengikut jaringan JAD Pasuruan," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Iqbal menyatakan, terkait pemantauan terhadap pengajian JAD, penanggulangan aksi terorisme tidak hanya melakukan pendekatan keras atau hard approach. Upaya penanggulangan juga dilakukan dengan pendekatan halus atau soft approach. Salah satunya dilakukan dengan upaya deradikalisasi. Ini dilakukan bersama dengan tokoh agama, TNI, maupun BNPT. "Mereka terduga pelaku tapi juga korban dengan pemahaman yang tidak sesuai dengan akidah," tutur Iqbal. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA