Begitu yang dikatakan oleh peneliti Lembaga Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia (UI) Solahudin usai mengisi diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (26/5).
"Justru bobot yang terberat, pekerjaan yang terberat itu adalah melakukan kontra radikalisme, bagaimana orang yang belum terpapar jangan sampai terpapar," kata dia.
Dan hal ini, sambung Solahudin, tidak bisa dilakukan sendiri oleh BNPT, melainkan perlu melibatkan semua instansi terkait pasalnya. Dia berpandangan selama ini BNPT terlihat hanya ingin bekerja sendiri dalam hal memberantas pelaku teror.
"Ingat, fungsi dia (BNPT) adalah fungsi koordinasi bagaimana dia bisa mengkoordinasikan stakeholder yang ada untuk terlibat aktif dalam kontra radikalisme," jelasnya.
Solahudin juga mengkritik, dengan anggaran program deradikalisasi BNPT yang nilainya triliuan rupiah harusnya berhasil melakukan program deradikalisasi bagi mereka yang telah terpapar ajaran radikalisme.
"Artinya, kita bicara napiter dan eks napiter yang jumlahnya paling 1.600 orang, (dengan anggaran triliuan) kebangetan kalau tidak berhasil," pungkasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: