Divisi Pembelaan Hak Asasi Manusia Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Raden Arif Nur Fikri menyebutkan deradikalisasi BNPT belum sepenuhnya terbuka kepada publik.
"Akuntabilitas dari program deradikalisasi masih perlu kita pertanyakan," kata Raden Arif dalam diskusi publik bertajuk 'Ada Apa dengan RUU Terorisme' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5).
Sebab, tidak sedikit dari alumni deradikalisasi BNPT justru balik lagi menjadi teroris.
Sebagai contoh, seorang mantan narapidana terorisme kasus bom Sarinah, Oman Rachman alias Aman Abdurrahman yang diduga sebagai otak dari aksi pemboman di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
"Itu ternyata dia mengulang lagi melakukan terorisme. Artinya ada semacam kekosongan dalam program deradikalisasi. Sejauh ini kita tidak melihat apa keberhasilan dari program deradikalisasi. Memang ada beberapa yang berhasil, tapi kan tidak sedikit juga yang tidak berhasil," pungkas Raden Arif.
[rus]
BERITA TERKAIT: