“Teman-teman kita yang intoleran melihat Pancasila itu sebagai gelas kosong sehingga bisa diisi dengan air jeruk, air teh atau apalah,†kata Cahyo di ruang seminar P2KK LIPI, Gedung Widya Graha, Jakarta, Kamis, (17/5).
Oleh karena itu, ia berharap agar pemaknaan terhadap Pancasila dirajut kembali karena masih belum selesai pada penerapan secara prinsip bersama.
“Proses menjadi suatu bangsa di kita belum selesai, maka perlu didiskusikan lagi dan itu buruh proses waktu yang lama,†ungkapnya.
Selain itu, ia menyarankan agar dibuka diskusi dan kajian yang objektif antara hubungan Pancasila denga agama, sehingga perbedaan tafsir antara kelompok yang mengaku Pancasila dengan konservatisme agama bisa bertemu.
“Jadi ada tafsir bersama yang diakui oleh semua pihak nilainya,†demikian Cahyo.
[fiq]
BERITA TERKAIT: