“Gerakan terorisme dilakukan tidak hanya gerakan fisik tapi juga penyebarannya lewat media sosial,†ungkap Cahyo di ruang seminar P2KK LIPI, Gedung Widya Graha, Jakarta, Kamis, (17/5).
Cahyo menambahkan, pemerintah juga bisa melakukan kontra terorisme itu dengan memproduksi narasi-narasi yang melawan kekerasan dan kebencian, serta intoleransi.
“Akar utama terorisme adalah radikalisme, akar radikalisme adalah intoleransi baik di dunia maya maupun nyata,†ujarnya.
Jika tidak segera diantisipasi, menurutnya Indonesia akan menjadi lahan subur gerakan terorisme. Cahyo mengingatkan, agar siapa saja juga bisa melakukan counter di media sosial terhadap tumbuhnya gerakan ini.
“Meskipun sudah ada upaya antisipasi di media sosial tapi masih kurang,†tandas dia.
[fiq]
BERITA TERKAIT: