Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

BOM KAMPUNG MELAYU

ISIS Dipukul Mundur Presiden Duterte, Empat Langkah Ini Yang Harus Dilakukan Jokowi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 25 Mei 2017, 17:05 WIB
ISIS Dipukul Mundur Presiden Duterte, Empat Langkah Ini Yang Harus Dilakukan Jokowi
Kelompok Abu Sayyaf/net
rmol news logo Teror bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam, memiliki korelasi dengan darurat militer yang ditetapkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Pulau Mindanao.  

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus Hasanuddin melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (25/5).

Menurut Hasanuddin, kebijakan Presiden Duterte terkait pemberlakuan darurat militer di Pulau Mindanao akibat baku tembak antara tentara dan kelompok ISIS di kota Marawi pada Selasa (23/5) malam telah menyebabkan ruang gerak kelompok militan ISIS tersebut menjadi terbatas.

Akibatnya, imbuh dia, kelompok pendukung ISIS di Indonesia memunculkan eksistensinya, mengumumkan kepada dunia internasional bahwa ISIS ada juga ada di Indonesia.

Atas dasar itu, Hasanuddin menghimbau pemerintah untuk menjalankan empat langkah dalam mengantisipasi aksi teror yang dilakuan kelompok ISIS.

Pertama, lanjut Hasanuddin, pihak imigrasi harus meningkatkan pengawasan terhadap warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia, dan juga warga negara Indonesia yang kembali ke Tanah Air.

"Pihak imigrasi harus meningkatkan pengawasan terhadap warga negara asing yang masuk Indonesia, dan WNI yang kembali ke Tanah Air," ujar Hasanuddin yang juga mantan Sekretaris Militer ini.

Kedua, kata politisi PDIP itu aparat intelijen harus aktif bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan wilayah, terutama lokasi yang patut dicurigai sebagai tempat persembunyian dan latihan perang para combatan ISIS.

"Apabila ada indikasi-indikasi yang kuat, segera kordinasi dengan aparat keamanan untuk segera dilakukan tindakan," tutur Hasanuddin.

Kemudian, yang ketiga, sambung Hasanuddin, aparat keamanan harus aktif melakukan razia bahan-bahan kimia yang berpotensi bisa dijadikan bom.

"Lakukan sweeping bahan-bahan kimia yang berpotensi bisa dijadikan peledak," kata Hasanuddin.

Keempat, imbuh Hasanuddin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus segera  mengintruksikan semua unsur intelejen untuk melakukan operasi intelijen khusus untuk mengejar dan menangkap aktor-aktornya.

"Presiden harus memberikan intruksi untuk melakukan operasi intelijen khusus," pungkas Hasanuddin.

Sebagaimana diketahui, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memberlakukan darurat militer di Pulau Mindanao, Filipina selatan, menyusul pertempuran antara pasukan militer dan kelompok ISIS di Kota Marawi, Lanao del Sur, Filipina pada Selasa (23/5).

Dalam pertempuran itu, Pemimpin Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, tampak diantara 15 milisi pendukung ISIS saat baku tembak terjadi dengan pasukan militer Filipina.

Pada bentrokan bersenjata sebelumnya, tepatnya April 2017 lalu, militer Filipina berhasil menewaskan puluhan simpatisan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) tewas, dalam serangan besar-besaran di Pulau Mindanao. Diantara para korban, terdapat tiga warga Negara Indonesia, dan seorang warga Malaysia.

"Kami menewaskan 37 militan, 14 orang telah diidentifikasi dan 23 masih belum diketahui. Ada tiga warga Indonesia dan satu warga Malaysia," kata Kepala Militer Nasional Jenderal Eduardo Ano di Manila, Selasa (25/4)

Di Indonesia, aksi teror 'bom bunuh diri' kemudian terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5) malam, yang menyebabkan tiga polisi meninggal dan dua orang yang diduga pelaku tewas. Insiden berdarah itu terjadi sehari setelah Presiden Filipina menyatakan darurat militer di Pulau Mindanao.[san]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA