Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketum HMPI: Teror Bom Samarinda Aksi Terorisme Paling Nyata

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 15 November 2016, 22:26 WIB
Ketum HMPI: Teror Bom Samarinda Aksi Terorisme Paling Nyata
Andi Fajar Asti
rmol news logo Aksi teror bom di depan gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, dua hari lalu (Minggu, 13/11) terus mendapat kecaman dari beragam pihak, termasuk dari Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI).

Ketua Umum DPP HMPI Andi Fajar Asti menegaskan teror dengan bom molotov tersebut merupakan aksi terorisme yang paling nyata. Hal itu mencerminkan kedangkalan berfikir dan secara terang-terangan melakukan penistaan terhadap beberapa kehendak rakyat yang beragama, beradab dan adil dalam pikiran.

"Kehendak rakyat yang menginginkan cita-cita kebersamaan dan kebhinekaan tercederai oleh tindakan tersebut," tegas Fajar dalam keterangan persnya malam ini.

Karena itu HMPI mendesak Pemerintah dan Aparat untuk memberikan sanksi berat terhadap pelaku pengeboman dengan mempertimbangkan bahwa aksi pengeboman tersebut telah mencederai iman kebangsaan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Karena bom tersebut menyasar anak-anak bahkan seorang meninggal dunia, dia mengingatkan, Pemerintah harus meningkatkan perlindungan khususnya anak-anak di tempat keramaian dan fasilitas umum. "Guna memproteksi anak karena dampak terorisme menimbulkan trauma berkepanjangan," ucapnya.

Sedangkan untuk memutus mata rantai aksi terorisme, Sekretaris Jenderal HMPI Jazilul Fawaid menambahkan, Pemerintah dengan menggandeng tokoh agama perlu menggelar kegiatan pembinaan-pembinaan secara berkelanjutan.

Karena aksi pengeboman tersebut adalah kedangkalan berfikir terhadap pemahamannya terhadap perspektif Jihad.

"Menghimbau para tokoh agama dan penyuluh agama agar meluruskan dan memahamkan kembali makna perjuangan agama yang bisa saja disalahgunakan untuk memecah-belah persatuan umat manusia dalam konteks kebangsaan," urainya.

Terakhir, mereka mengimbau para kaum muda untuk terus menjaga dan merajut iman kebangsaan dalam konteks kedaulatan rakyat yang bersatu di bawah panji dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945.

"Hal ini dalam rangka meminimalisir perilaku chauvinis dalam ideologi tertentu serta menghilangkan aksi terorisme yang dapat mencederai persatuan kita," tandas Ketua Bidang Keagamaan HMPI, Fadhly Azhar.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA