Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jenderal Gatot: Generasi Muda TNI Perlu Teladani Gus Dur Dan KH Hasyim Asyari

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 28 September 2016, 11:41 WIB
Jenderal Gatot: Generasi Muda TNI Perlu Teladani Gus Dur Dan KH Hasyim Asyari
Foto: Puspen TNI
rmol news logo Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kemarin berziarah ke makam KH Hasyim Asyari dan KH Abdurrahman Wahid  di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Rangkaian ziarah ini dalam rangka memperingati Hari TNI ke-71.

"Kedekatan dan kebersamaan TNI-Rakyat adalah inti dan pusat kekuatan (centre of gravity) dari istem Pertahanan Semesta yang kita anut," tutur Gatot.

Panglima TNI menjelaskan, TNI ingin membangun suatu tradisi luhur, mengenang dan menghormati para pahlawan pelaku sejarah yang berjasa terhadap negara Indonesia.

"Dengan tradisi seperti ini, kita tidak melupakan sejarah, di sini ada Gusdur dan KH Hasyim Asyari, ini semuanya kental dengan sejarah nilai-nilai yang perlu ditauladani," terangnya.

Lebih lanjut dikatakan, tanggal 17 Agustus sebagai hari Kemerdekaan, 5 Oktober sebagai Hari TNI, 22 Oktober sebagai hari dicetuskannya Resolusi Jihad NU dan 10 November sebagai Hari Pahlawan. Empat peristiwa penting ini, menurutnya, bersentuhan langsung dengan kedaulatan Indonesia dan sejarah TNI, sehingga saling mempengaruhi dan menguatkan.

"Setelah 17 Agustus ketika NICA membonceng sekutu untuk kembali menyerang maka Bung Karno sowan minta fatwa untuk jihad, selanjutnya KH. Hasyim Asyari mengeluarkan fatwa jihad pada 22 Oktober dan dilanjutkan dengan perjuangan serentak pada 10 November,” paparnya.

Saat itu, TNI baru lahir sekitar dua bulanan, belum ada kekuatan, senjata terbatas dan harus menghadap tentara sekutu yang jago perang dan memiliki persenjataan modern saat itu. Namun rakyat dengan TNI bersama-sama menghadapinya dengan energi sosial merdeka atau mati akhirnya bisa mengusir bangsa kolonial, bahkan membunuh Panglimanya Jenderal Malaby.

"Kita harus bergandengan tangan saling bantu, pantang menyerah, komitmen, rela berkorban, yang terpenting berjuang tulus dan ikhlas tidak punya kepentingan apa-apa untuk bangsa dan negara," imbuh Gatot.

Indonesia memiliki banyak sifat dan karakter budaya luhur yang tidak dimiliki bangsa lain, sehingga merupakan penguat persatuan dan kesatuan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Raya.

"Ini yang perlu ditauladani dalam ziarah ini, agar generasi muda TNI tidak melupakan sejarah dan mencontoh untuk melanjutkan perjuangan yang semakin sulit," terang Panglima TNI.

Sejak awal, menurut Gatot, TNI memang tidak dirancang untuk berperang atau bertempur sendiri.

"TNI menyadari bahwa keberadaannya berasal dari rakyat, berstatus anak kandung rakyat dan dibesarkan oleh rakyat, maka tidak ada alasan bagi prajurit TNI untuk selalu dekat, bersama-sama dan menghormati serta membela rakyat,"  pungkasnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA