"Bahasa sederhananya, ini merupakan upaya melemahkan bangsa melalui berbagai cara, bukan melalui kekuatan militer," tutur Kaskostrad saat memberikan ceramah dalam seminar kebangsaan bertema "Membumikan Semangat Bela Negara Menghadapi Ancaman Proxy War" yang digagas Paguyuban Warga Jawa Barat (PWJB) di Gedung Satata Sariksa, Jalan Gudang Utara, Kota Bandung, Sabtu (3/9) lalu.
Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan peserta, mulai dari anak usia Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa, guru serta dosen.
Sejauh ini, menurut Cucu, indikasi
proxy war di Indonesia antara lain gerakan separatis dan gerakan radikal kanan/kiri, demonstrasi massa anarkis, sistem regulasi dan perdagangan yang merugikan.
Proxy war yang menyasar anak-anak muda, di antaranya peredaran narkoba, pemberitaan media yang provokatif, tawuran pelajar, bentrok antar kelompok, serta penyebaran pornografi, seks bebas, dan gerakan LGBT.
"
Proxy war sekarang mulai memasuki dunia anak muda, sehingga mereka dengan mudah dicekoki narkoba,
free seks dan lainnya. Sehingga tujuannya agar tak ada kemampuan untuk anak muda menjadi maju. Ini yang harus kita waspadai dan kita lawan. Anak muda harus cegah dan perangi
proxy war," imbuh Mayjen TNI Cucu Somantri seperti dikutip dari rilis Penerangan Kostrad (Senin, 5/9).
Sejatinya, Indonesia pada tahun 2030 nanti akan memasuki usia emas. Artinya, sumber daya manusia di Indonesia akan masuk usia produktif dibandingkan negara-negara lain, salah satunya Jerman.
"Di saat negara lain krisis sumber daya manusia, Indonesia itu unggul, ini yang harus kita jaga," pesan Kaskostrad.
[wid]
BERITA TERKAIT: