Kemarin diberitakan bahwa aparat militer Filipina menemukan satu sandera asal Indonesia yang disebut bernama Ismail, di wilayah Bual, Luuk, Provinsi Sulu, sekitar sembilan jam setelah ditemukannya Muhamad Sofyan, satu dari tujuh awak TB Charles yang diculik kelompok Abu Sayyaf. Mereka berdua berhasil meloloskan diri dari sekapan penyandera.
Salah satu dari sandera asal Indonesia itu kabur setelah pihak Abu Sayyaf mengancam akan memenggal kepalanya. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena kaburnya dua sandera kemungkinan akan menambah ancaman bagi nyawa sandera yang masih disekap.
Menanggapi kondisi itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tampak santai. Bahkan ia mengatakan ancaman terhadap sandera adalah kewajaran.
"Kan selalu begitu, penyandera selalu mengancam, di manapun di dunia ini selalu begitu," ungkap JK di gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (18/8).
Dirinya memastikan melalui Kementerian Luar Negeri RI terus mendesak pemerintah Filipina menangani situasi dengan tepat.
"Tentu tetap diusahakan, ini kan seperti selalu yang saya katakan. Ini kan di Filipina, jadi kan kita minta Filipina berusaha dengan baik," jelasnya.
Sebelumnya, WNI bernama Muhammad Sofyan yang diculik Abu Sayyaf di perairan Filipina sejak 23 Juni lalu beserta enam WNI lainnya dari kapal mereka, TB Charles, dilaporkan berhasil kabur. Warga Pulau Jolo melihat Sofyan berenang menuju pantai setelah dirinya kabur di kegelapan malam.
Para militan Abu Sayyaf berencana untuk mengeksekusi beberapa orang yang disandera.
Mendengar bebasnya WNI tersebut, Menlu Retno LP Marsudi langsung mengontak Menlu Filipina pada pukul 13.00 WIB, kemarin (Rabu, 17/8).
[ald]
BERITA TERKAIT: