Yang mendapatkannya adalah personel Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Ranai, salah satu pangkalan di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). Demikian diberitakan oleh situs Koarmabar.
Penemuan alat buatan Partnerplast berbentuk sebuah perahu kecil tersebut berdasarkan informasi nelayan setempat, yang sejak tanggal 1 Maret 2016 telah melihat benda mencurigakan pada kedalaman laut 7 sampai dengan 8 meter dan berjarak lebih kurang 12 Mil dari Pantai Midai.
Atas penemuan peralatan tersebut, Lanal Ranai kemudian melakukan pengumpulan data. Kemudian diketahui bahwa itu adalah peralatan yang banyak dikembangkan di wilayah Norwegia dan digunakan untuk memantau ladang minyak, lingkungan sekitar, aset, maupun personel.
Peralatan tersebut dilengkapi dengan sensor Aptomar menggunakan definisi tinggi teknologi inframerah dikombinasikan dengan siang hari dan cahaya rendah sensor. Sistem kerja alat tersebut menggunakan tenaga matahari (
solarcell) serta dimungkinkan menggunakan kamera karena penggunaannya dilihat melalui PC Portable.
Dugaan sementara, peralatan tersebut adalah Tail Buoy yang merupakan bagian dari alat survei seismik yang mengukur
sound waves, biasa dipakai tim survei Norwegia maupun Australia untuk mengetahui sumber daya gas mineral bawah laut atau kemampuan sensor bawah laut.
Guna penyelidikan lebih lanjut, alat tersebut akan dibawa ke Koarmabar, untuk selanjutnya ke Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) di Jakarta.
[ald]
BERITA TERKAIT: