Menurutnya, sejarah panjang terorisme sudah sejak ada jaman pra-kemerdekaan.
"Sejak masa pra-kemerdekaan Indonesia, telah muncul gerakan radikalisme yang berusaha menggeser paham-paham nasionalis, namun berkat upaya tokoh-tokoh negera upaya itu dapat diselesaikan," jelas Saud dalam acara pembukaan Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di kalangan Pemuda di Medan, (Rabu, 10/2).
Hal senada disampaikan Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir. Dia mengatakan radikalisme dan terorisme sudah nyata di depan mata.
"Sehingga upaya untuk membendung hal tersebut haruslah massif dan kerjasama semua pihak untuk saling mendukung dalam mewujudkan harapan tersebut," tegasnya.
Karena itu, BNPT sengaja menggandeng anak-anak muda karena pemuda dinilai dapat menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan terorisme di Indonesia. Hal lain yang juga melatarbelakangi pelibatan pemuda adalah fakta bahwa lebih dari separuh pengguna dunia maya di Indonesia adalah anak-anak muda.
"Kemajuan teknologi informasi saat ini telah memberikan keuntungan tersendiri bagi kelompok radikal khususnya dalam mengekspansi kegiatan dan memperbanyak anggota dan pengikutnya," tegasnya.
Para pemuda se-Sumut yang bernaung dalam wadah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sepakat memerangi radikalisme dan terorisme. Mereka sadar bahwa dua hal itu adalah ancaman nyata bagi kehidupan pemuda Indonesia.
"KNPI alami banyak perubahan sehingga organisasi pemuda ini semakin sadar akan tanggung jawab yang diemban," tegas Ketua KNPI Muhammad Rifai Darus.
Selain kalangan pemuda, BNPT juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Universitas, tokoh agama, organisasi kepemudaan, guru-guru, dan lain sebagainya sebagai bagian yang paling penting dalam upaya pencegahan radikalisme terorisme.
[zul]
BERITA TERKAIT: