"Setelah kita lihat, kabin harus tinggi, kita harus menghargai tamu negara, AW ini tingginya 183 centimeter. Kedua, dia take off langsung pakai tiga mesin," paparnya di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (26/11).
Agus juga menjelaskan sejumlah kriteria lain dari heli AW-101 buatan Italia itu, seperti teknologi terbaru yang dapat menambah profesionalisme prajurit. Selain itu baling-baling heli AW-101 dinilai tidak terlalu besar sehingga bisa membawa tamu negara dan presiden ke daerah-daerah terpencil
"Ini merupakan hasil kajian dari TNI AU, kalaupun Presiden tidak pakai, kita yang pakai. Interior dirombak untuk angkut pasukan kita ganti kursinya," ujarnya.
Lebih lanjut, Agus menambahkan pembelian Heli AW-101 merupakan rencana strategis TNI AU dalam pengamanan Presiden dan tamu negara. Agenda ini masuk ke dalam tanggung jawab TNI AU di luar operasi militer selain perang.
"Ini Renstra saya, sekali lagi ini bukan permintaan Presiden. Jadi saya minta jangan diputarbalikan ini Presiden yang minta. Kalau Presiden tidak pakai kami yang pakai," tegasnya.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR dari Fraski PDIP Tubagus Hasanuddin mengatakan harga helikopter VVIP Agusta Westland AW-101 yang dipilih TNI terlalu mahal, yakni USD 55 juta atau setara sekitar Rp 752 miliar lebih.
[wah]
BERITA TERKAIT: