Pasalnya, di tengah sikap diam itu, justru memungkinkan mereka tengah merancang strategi baru dalam menjalankan propaganda dan aksinya.
"Diam itu justru malah berbahaya. Memang harus kita akui akhir-akhir ini pergerakan mereka di luar sepi. Ingat kelompok ini sangat kaya terutama dalam metode rekrutmen anggota melalui teknologi IT," jelas mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU KH Adnan Anwar di Jakarta, Selasa (13/10).
Adnan menilai, apa yang digambarkan sepi akhir-akhir ini bukan karena mereka tidak ada, tetapi mereka sengaja membuat agak kendur.
Hal itu tidak lepas dari upaya pencegahan dan penindakan terorisme yang akhir-akhir dilakukan pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan lembaga terkait lainnya seperti Polri, TNI, dan lain-lain.
Karena itu dia mengingatkan harus ada
early warning system, dalam menyikapi sikap diam itu. "Intinya, terlepas dari sikap diam atau terbuka, dalam menangani gerakan kekerasan dan terorisme itu tidak boleh berhenti," tandasnya
. [zul]
BERITA TERKAIT: