Karena masih misterius, Polri meminta agar pihak ESDM terbuka dan memberikan informasi selengkap mungkin. Misalnya, mungkin saja penembakan terkait kebijakan yang memunculkan pro dan kontra.
"Keterbukaan ESDM sendiri, mungkin ada kebijakan yang kontra sehingga akan makin mengerucut ke arah penyidikan di lapangan," ujar Kabag Penum Polri, Kombes Suharsono, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/9).
Masih kata Suharsono, Polri sendiri telah memeriksa saksi-saksi dari internal ESDM. Termasuk dari Staf Khusus Menteri ESDM yang ruangannya jadi target penembakan orang tak dikenal.
Memang, peristiwa penembakan yang terjadi Kamis pekan lalu (10/9) sekitar pukul 12.00 WIB itu menyasar satu ruangan di lantai empat Kementerian ESDM yang merupakan ruang kerja dari staf khsusus Mentri ESDM bernama Widyawan. Widyawan tidak jadi korban karena tak sedang berada di ruangannya saat kejadian berlangsung.
Kabarnya juga, Staf Khusus lainnya, Muhammad Said Didu, mengaku pernah menerima teror sebelum terjadinya penembakan.
"Masih dimintai keterangan Reskrim. Staf khusus sudah dimintai keterangan,†imbuh Suharsono.
[ald]
BERITA TERKAIT: