"Kalau dibiarkan pasti akibatnya sangat berbahaya. Apalagi saat ini masyarakat Indonesia sudah terbagi dalam menyikapi propaganda ISIS tersebut. Paling bahaya bila masyarakat percaya begitu saja dengan ISIS sehingga mereka sangat gampang untuk direkrut," terang Wawan (Jumat, 4/9).
Wawan mencontohkan tentang klaim ISIS yang menyatakan bahwa mereka adalah negara berdaulat. Menurutnya, siapapun bisa mengklaim seperti itu karena di sana sedang mengalami konflik politik dan perang saudara.
"Mana ada di daerah konflik menyatakan ekonominya membaik, harga kebutuhan stabil, segala sesuatunya seperti kesehatan, sewa rumah, listrik, air bisa gratis dan sebagainya. Tidak benar itu," ujar Wawan.
Hal senada disampaikan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Adnan Anwar bahwa segala macam propaganda ISIS sangat tidak mungkin dan bohong. "Itu hanya sebuah propaganda untuk menarik minat sesorang. Padahal kenyataannya tidak seperti itu," ujarnya.
Menurutnya, uang yang mereka dapatkan selama ini berasal dari bisnis hitam. Seperti jual beli sumber daya alam atau seperti minyak melalui pasar gelap.
"Mereka mendapatkan itu juga melalui sebuah konflik dengan kekerasan dan mengatasnamakan agama. Itu saja sudah tidak benar," tandas mantan pengurus PBNU ini.
Karena itu mereka mendukung langkah kontra propaganda yang dilakukan pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). BNPT telah mencanangkan tahun 2015 sebagai Tahun Damai di Dunia Maya, juga lebih menggiatkan sosialisasi pencegahan paham ISIS di seluruh Indonesia. "Harus ada yang menjelaskan dan meluruskan apa dan bagaimana ISIS itu sebenarnya melalui media, baik itu media konvensional maupun media maya," timpal Wawan.
[zul]
BERITA TERKAIT: