"Itu saya baru dengar, tapi itu tidak boleh terjadi lagi. Itu memalukan, itu memalukan," tegas Ryamizard kepada wartawan usai rapat koordinasi di kantor Menkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (31/8).
Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa bentrokan bermula ketika salah seorang personel TNI Kompi Senapan A Majene yang ikut menyaksikan balapan terlibat perang mulut dengan petugas kepolisian yang mengamankan lintasan balapan. Perang mulut itu berakhir damai setelah pimpinan kedua pihak turun tangan.
Namun, berselang 20 menit kemudian, beberapa meter dari lokasi, terdengar suara tembakan beberapa kali, hingga Yuliardi ditemukan terkapar bersimbah darah. Ada luka tembak di perut bagian kiri.
Kejadian ini memicu aksi solidaritas personel kedua pihak hingga bentrokan antar-aparat pun terjadi. Pasca-bentrokan itu, berbagai isu miring pun berseliweran di dunia maya hingga memicu kepanikan warga.
Salah satu isu yang beredar adalah tentang pembakaran Kantor Polres Majene dan Kantor Pos Polisi di Palippis, Polewali. Selain itu, ada isu sweeping aparat TNI yang mencari anggota polisi.
Menurut Pangdam, kini kondisi sudah ditertibkan. Pasukan pun langsung ditarik masuk ke barak. Sementara itu, Kapolres menyatakan penyesalan atas kejadian yang merenggut nyawa anggota TNI tersebut.
[wid]
BERITA TERKAIT: