Demikian disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat berbincang dengan wartawan, Kamis (18/6)
"Bulan April lalu, berdasarkan hasil penilaian lembaga internasional yang kredibel Indonesia sudah berada di posisi 12 alutsista terbesar di dunia. Ke depan kita harus masuk 10 besar," ucap Ryamizard optimis.
Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini, pemerintah akan terus mengajak semua pihak, termasuk BUMN dan perusahaan swasta dalam negeri yang bergerak di persenjataan untuk sama-sama meningkatkan kemampuan memproduksi alutsista sendiri. Hal ini penting dilakukan agar alutsista Indonesia tidak lagi bergantung pada produk luar negeri.
"Kita harus produksi di dalam negeri. Itu salah satu indikator penilaian terhadap alutsista kita jadi 10 besar nanti selain faktor anggaran dan kekuatan senjata," tegas Ryamizard
Walau begitu, Ryamizard menilai alutsista hanyalah faktor tambahan dalam menghadapi perang atau meningkatkan pertahanan. Faktor utamanya jelas mantan Pangdam Jaya itu, adalah semangat dari manusia Indonesia yang pantang menyerah.
"Ancaman negara kita sudah tidak ada, ngapain beli alutsista yang seram-seram. Yang jadi pokok utama pertahanan Indonesia adalah manusianya," terang Ryamizard.
Semakin banyak anak bangsa menguasai teknologi, makin banyak musuh yang takut terhadap Indonesia. Namun begitu, di balik itu semua yang terpenting adalah semnagat perjuangan.
Ryamizard pun menceritakan perjuangan sesama penjajahan dulu. Indonesia juga Vietnam bisa melawan Amerika atau Belanda hanya bersenjatakan sederhana. Jadi, menurut Ryamizard, percuma saja jika penambahan alutsista besar-besaran tapi tidak ada semangat berjuangnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: