"Banyak kandidat, ada 10 kali," ujar Ryamizard saat ditemui usai memberikan kuliah umum di Graha Bela Negara, Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6).
Namun mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu tidak menyebutkan sembilan kandidat kepala BIN tersebut. Ryamizard memastikan dirinya mendukung keputusan Presiden Jokowi memilih Sutiyoso.
"Yang di mata presiden itu pasti yang terbaik," singkat dia.
Terkait tudingan pelanggaran hak asasi manusia pada peristiwa penyerangan kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996 yang yang dilakukan Sutiyoso saat menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya, Ryamizard tidak mau menangapi.
Ryamizard beralasan saat peristiwa Kudatuli terjadi dirinya sedang menjabat sebagai Kepala Staf Divisi Infantri 2 Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat di Malang.
"Ah, saya tidak tahu itu. Saya waktu itu di Jawa Timur," ucap Ryamizard.
[dem]
BERITA TERKAIT: