Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Kandang Menjangan, Panglima TNI Ingatkan Permildas Hingga Pendidikan Anak-anak Prajurit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 12 Juni 2015, 15:27 WIB
RMOL.  Panglima TNI Jenderal Moeldoko didampingi Wakasad Letjen TNI M. Munir memberikan pengarahan 2.283 prajurit serta PNS TNI dan anggota Dharma Pertiwi yang berada di wilayah Garnisun Solo dan Jogjakarta, di Lapangan Mako Group dua Kopassus Kandang Menjangan Karto Suro, Kamis (11/6).

Dalam pengarahannya Panglima TNI menyampaikan tujuan berkeliling ke sejumlah satuan di daerah adalah untuk mengetahui masalah apa yang ada pada prajurit.

"Seorang pemimpin harus paham tentang permasalahan prajuritnya, karena itu merupakan ajaran dalam prinsip kepemimpinan," ujar Panglima TNI.

Moeldoko pun mengutarakan terima kasih, rasa hormat dan bangga kepada seluruh prajurit karena saat ini TNI menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki kinerja tertinggi. Berbagai lembaga survei nasional menilai bahwa TNI memiliki kinerja yang sangat baik.

"Hal ini perlu saya sampaikan, karena ini adalah buah karya dari para prajurit TNI dan bukan buah karya Panglima TNI," kata Moeldoko, menekankan.

"TNI hebat bukan karena Panglimanya tetapi karena semua prajurit yang memiliki dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab yang sangat tinggi kepada negara dan organisasi serta keluarganya," imbuhnya.

Lebih lanjut Panglima TNI mengemukakan, setelah beberapa kali melaksanakan kunjungan ke satuan-satuan bawahannya, ia bisa melihat lebih dekat beberapa hal yang perlu dibenahi dan harus diluruskan.

Pertama, berkaitan dengan Peraturan Militer Dasar (Permildas) yang membedakan antara TNI dengan satgas-satgas yang berpakain loreng segala macam adalah karena TNI memiliki Permildas. Kalau prajurit TNI mengabaikan terkait dengan Permildas sesungguhnya prajurit TNI tidak berbeda dengan satgas tersebut.

"Seorang prajurit harus memiliki keunggulan di bidang disiplin dan  itu tidak boleh ditawar lagi," tegas Moeldoko.

Dijelaskan, Permildas harus melekat dalam jiwa prajurit karena prajurit dipercaya oleh rakyat untuk memegang senjata dalam menghadapi musuh.

"Apabila prajurit TNI tidak disiplin maka akan menjadi gerombolan dan itu tidak boleh. Untuk itulah Panglima TNI segera mengambil langkah-langkah berupa penataran Permildas untuk segera dilaksanakan dan saya sudah minta kepada Kodiklat TNI AD untuk segera mengambil inisiatif," paparnya.

Sekali lagi Moeldoko mengingatkan, unsur pimpinan mulai dari Bintara dan Perwira jangan mengabaikan Permildas.

"Budayakan untuk menegur bawahan, kalau memang perlu bawahan kamu untuk ditegur maka harus ditegur dan jangan ragu-ragu," ujarnya, menginstruksikan.

Sebagai Panglima TNI, ia sendiri masih suka menegur jika melihat seorang prajurit yang hormatnya tidak benar.

"Saya akan berhenti untuk menegur dan saya akan beri contoh dia bagaimana hormat yang benar," ulasnya.

Moeldoko menekankan, masalah Permildas jika diberi toleransi makan nantinya prajurit akan menanggap apa yang dilakukannya itu sudah benar. Permildas juga tidak pernah mengenal wilayah penugasan baik di satuan tempur, satuan administrasi dan satuan pendidikan tidak ada bedanya.

"Lima menit menjelang prajurit yang akan pensiun maka Permildas akan tetap melekat," terangnya.

Hal selanjutnya yang ia ingatkan adalah tanggung jawab sosial yang terus mengalir di dalam jiwa prajurit yang profesional. Jelas dia, saat ini TNI tidak lagi memasuki dwi fungsi, namun sudah masuk multifungsi. Untuk itu, menurut dia, TNI tidak perlu ragu-ragu dalam melakukan segala kegiatan yang positif seperti Kopassus dalam membersihkan Sungai Ciliwung. TNI tidak boleh diam ketika lingkungannya sedang menghadapi kesulitan.

Ketiga berkaitan lingkungan pergaulan saat ini yang dinilainya berbahaya.

"Mulai dari narkoba, prostitusi dan lainnya sungguh berada di tengah-tengah kita, maka saya berharap kepada ibu-ibu istri prajurit agar memperhatikan anak-anaknya dengan baik, perhatikan gizinya, pendidikannya dan ikuti perkembangannya dari waktu ke waktu," imbaunya.

Menurutnya, tidak ada gunanya memiliki suami berpangkat tinggi tapi anak-anak berantakan.

"Hanya dengan pendidikan seseorang itu bisa merubah nasibnya dan merubah nasib masa depan anak-anak," pungkasnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA