Menurut data firma riset Rho Motion yang dirilis Rabu 11 Februari 2025, pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan signifikan di Eropa dan Amerika Serikat, yang untuk pertama kalinya sejak Februari tahun lalu melampaui pertumbuhan di Tiongkok.
Data yang dimuat Reuters menunjukkan penjualan EV dan PHEV di Tiongkok meningkat sebesar 11,8 persen year-on-year, mencapai 700.000 unit pada Januari 2025. Namun, secara bulanan, terjadi penurunan penjualan sebesar 43 persen dibandingkan Desember 2024, yang sebagian besar disebabkan oleh libur Tahun Baru Imlek yang memengaruhi aktivitas penjualan.
Sementara Eropa mencatat penjualan sebesar 250.000 unit pada Januari 2025, meningkat 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini sebagian besar dipengaruhi oleh penerapan target emisi CO2 yang lebih ketat di Uni Eropa.
Namun, terdapat variasi di antara negara-negara Eropa; misalnya, Prancis mengalami penurunan penjualan hingga 52 persen akibat penerapan pajak berat pada PHEV, sementara Jerman mencatat peningkatan lebih dari 40 persen, sebagian karena angka penjualan yang rendah pada Januari 2024 setelah berakhirnya subsidi EV secara tiba-tiba.
Di Amerika Serikat dan Kanada, penjualan EV dan PHEV naik 22,1 persen year-on-year, mencapai 130.000 unit pada Januari 2025. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan minat konsumen terhadap kendaraan listrik di wilayah tersebut.
Rho Motion memproyeksikan bahwa penjualan global kendaraan listrik penuh dan hybrid plug-in akan meningkat setidaknya 17 persen pada tahun ini, mencapai lebih dari 20 juta unit. Pertumbuhan ini didukung oleh perpanjangan subsidi tukar tambah mobil di Tiongkok dan peningkatan permintaan di Eropa.
BERITA TERKAIT: