Untuk diketahui, Gaikindo memecat Mercedes Benz karÂena menolak menyerahkan data penjualannya. Produsen mobil Jerman ini beralasan tidak diÂizinkan oleh kantor pusat.
Anggota Komisi VI DPR Eka Sastra mengatakan, setiap perusahaan memiliki aturan main sendiri, begitu juga denÂgan asosiasi. Tinggal kesepakaÂtan bersama antara perusahaan dengan asosiasi untuk menyeÂlesaikan masalah ini.
"Harus ada aturan agar daÂtanya tidak disalahgunakan, karena itu terkait strategi peÂrusahaan yang antimonopoli," katanya kepada
Rakyat MerdeÂka, kemarin.
Menurut Eka, masih ada peÂluang menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Sebab, setiap perusahaan memiliki strategi pemasaran yang berbeda. Apalagi juga mereka terikat aturan global.
"Sehingga asosiasi harus menghormati betul aturan global perusahaan," katanya.
Menurut dia, jika memang terjadi praktik monopoli daÂlam penjualan mobil, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bisa masuk. "KPPU tidak bisa masuk. KPPU berÂtindak kalau ada indikasi penÂgaturan harga, dan persaingan usaha tidak sehat," tuturnya.
Untuk mengetahui adakah pengaturan harga, caranya sangat mudah. Dengan mengÂkaji data harga penjualan dan dibandingkan dengan pasar luar negeri. "Semua harga terkait kebutuhan konsumen itu harus kita bandingkan antar produk dan antar kawasan," ujarnya.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, alasan pemecatan Mercedes Benz dari keanggotaan karena masih belum mau memenuhi aturan menyetor data penjualan. Pengumpulan data penjualan anggotanya merupakan mandat dari Peraturan Menteri KeuanÂgan Nomor 79 Tahun 2013.
Menurut dia, semua angÂgota melakukannya, hanya Mercedes-Benz Indonesia yang menolak. Untuk lebih meyakinkan, Kukuh mengaÂtakan, pihaknya sudah pernah mengundang Komisi PengaÂwas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menjelaskan dalam sesi rapat di hadapan para angÂgotanya bahwa pengumpulan data yang dilakukan Gaikindo tidak melanggar hukum.
Presiden & CEO Mercedes- Benz Distribution Indonesia Roelof Lamberts menjelaskan, alasan tidak memberikan data penjualan merupakan perinÂtah dari induk perusahaan, Daimler, di Jerman. Daimler menganggap data penjualan merupakan rahasia dan merÂeka juga tidak setuju data penjualan dipublikasi di situs resmi Gaikindo yang bukan lembaga pemerintah. ***
BERITA TERKAIT: