Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ajang Olahraga Dunia Tidak Lagi Menguntungkan, IOC Targetkan Biaya Olimpiade Paris di Bawah 10 Miliar Dolar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Senin, 29 Juli 2024, 14:23 WIB
Ajang Olahraga Dunia Tidak Lagi Menguntungkan, IOC Targetkan Biaya Olimpiade Paris di Bawah 10 Miliar Dolar
Ilustrasi/Net
rmol news logo Olimpiade Paris menjadi ajang perlombaan olahraga pertama yang ditargetkan hanya memakan biaya di bawah 10 miliar Dolar AS (Rp162 triliun) pada tahun ini.

Seperti dikutip CNN, Senin (29/7), hal ini dilakukan setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) berupaya mengambil pendekatan yang lebih hemat dan ramah lingkungan terhadap acara olahraga tahunan ini.

"Ini akan menjadi Olimpiade pertama, sejak Sydney, yang total biayanya mencapai di bawah 10 miliar Dolar," kata seorang profesor ekonomi di College of the Holy Cross, Victor Matheson yang meneliti biaya finansial Olimpiade.

Menurut Matheson, hal tersebut dilakukan IOC karena mereka kesulitan mendapatkan kota yang bersedia untuk menjadi tuan rumah di ajang internasional ini. Pasalnya, menjadi tuan rumah Olimpiade dianggap sudah tidak lagi menguntungkan secara finansial.

"Itu karena IOC kehabisan kota yang bersedia menjadi tuan rumah acara ini. Sudah sangat jelas bagi kota-kota bahwa ini adalah bencana finansial yang nyata bagi kota-kota yang terlibat, dan sangat mahal dengan sedikit harapan untuk menghasilkan uang kembali dalam jangka panjang," katanya.

Di sisi lain, menurut studi Universitas Oxford yang dirilis pada Mei 2024 juga menunjukkan bahwa lima dari enam Olimpiade terakhir (musim panas dan musim dingin), termasuk Olimpiade Paris ditaksir mengalami kelebihan biaya yang disesuaikan dengan inflasi lebih dari 100 persen.

Biaya penyelenggaraan Olimpiade ini disebut hampir selalu melebihi anggaran yang diperkirakan, dengan penyelenggaraan Olimpiade Paris sendiri diprediksi akan melampaui anggaran awal dalam penawaran setidaknya sebesar 115 persen.

“Semua Olimpiade, tanpa kecuali, mengalami kelebihan biaya. Tidak ada jenis megaproyek lain yang mengalami hal ini, bahkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir atau penyimpanan limbah nuklir,"tulis para peneliti. 

Adapun kelebihan biaya ini mencakup biaya operasional dan biaya infrastruktur langsung dan tidak langsung yang terkait dengan olimpiade, sehingga membuat anggaran menjadi boros.

Dalam hal ini beberapa negara pernah mengalami pemborosan anggaran Olimpiade, seperti Beijing yang menghabiskan lebih dari 40 miliar Dolar untuk Olimpiade Musim Panas 2008, Sochi menghabiskan lebih dari 50 miliar Dolar untuk Olimpiade Musim Dingin 2014, dan Brazil mendekati 20 miliar Dolar untuk Olimpiade Musim Panas 2016.

"IOC dan masyarakat tuan rumah berharap untuk membuat acara tersebut lebih berkelanjutan secara ekonomi, lingkungan, dan sosial," tuturnya.

Para ekonom itu memberikan saran bahwa ke depannya ajang internasional ini memerlukan  langkah-langkah yang lebih tegas di masa mendatang agar Olimpiade benar-benar berkelanjutan dan sehat secara ekonomi. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA