Serangan yang kembali dilakukan tersebut sekaligus menjadi bukti Israel tak peduli dengan kecaman berbagai dunia atas aksi tak terpuji tersebut.
“Ini artinya Israel tidak peduli apa kata dunia tentang kekejaman dan politik apartheid mereka terhadap warga Palestina," kata anggota DPD RI, Fahira Idris dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Senin (18/4).
Saat ini, Fahira menilai sikap brutal dan arogan Israel tidak cukup hanya dengan kecaman dari berbagai belahan dunia.
"Karena tidak akan mempan. Harus ada aksi nyata terhadap kekejaman Israel yang terus-menerus melakukan kejahatan kemanusian dan menginjak-injak kesucian situs umat Islam,†lanjut Fahira.
Harusnya, kata dia, negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko bersikap tegas terhadap arogansi dan tindakan brutal Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsa.
Normalisasi hubungan ini juga harusnya membuat Israel lebih menghormati kesucian bulan Ramadhan dan situs tersuci ketiga umat Islam ini. Namun, yang terjadi, setiap tahun terutama bulan Ramadhan, eskalasi kekerasan polisi Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa semakin menjadi-jadi.
“Dunia seperti tidak berdaya karena hanya menyaksikan penjajahan zionis dan Israel. Harus ada sanksi yang benar-benar nyata untuk rezim zionis dan pendukung internasionalnya," tandasnya.
BERITA TERKAIT: