"Kenapa saya marah? Saya dengerin mereka kok, saya tampung keluh kesah mereka. Cuma kemarin tuh, dia ngeyel banget. Dia protes sama saya. Dia bilang kenapa teman sebelahnya yang ngerjain begitu cepat, bisa lulus. Sedangkan dia yang kerjanya setengah mati kok nggak lulus," ulas wagub yang akrab Ahok ini kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (14/2).
Ahok mengaku sempat kesal, terutama saat kelima guru honorer tersebut terus mencercanya soal ketidaklulusan mereka dalam ujian. Ia justru menantang jika kelimanya tahu siapa pelaku kecurangan saat ujian CPNS tahun lalu segera melaporkan ke polisi. Tapi yang terjadi mereka terus menuding tanpa bukti yang jelas. Yang membuatnya semakin kesal, para guru honorer tersebut malah menuntut hak.
"Apakah anda dulu guru honorer baik? Kok sekarang tiba-tiba menuntut hak? Supaya adil anda yang tercecer, yang terzalimi kita terima. Nggak mau terima masih ngotot ya sudah gua semprot aja," kata Ahok lagi.
Masih dengan nada emosi, menurut Ahok, keberadaan guru honorer selayaknya dikaji ulang. Sebab, bukan tidak mungkin mereka bisa bekerja didasari unsur nepotisme semata, tanpa melalui tes.
"Saya bilang dari dulu pemerintah sudah keki. Kenapa, karena anda jadi guru honorer pun anda masuk jadi pegawai, test atau tidak? Nggak kan. Sebagian tuh dicomot om, tante atau ipar. Honorer loh. Nah pemerintah pusat sudah lakukan kebijakan yang salah sebetulnya," ucapnya.
Untuk diketahui, kemarin Kamis (12/2) Eva dan empat guru honorer lainnya mengadukan kecurangan dalam pelaksanaan ujian CPNS yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta beberapa saat lalu. Mereka melaporkan kecurangan saat ujian sudah diumumkan oleh pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI. Karena ditolak Ahok, Eva pun menangis dan pingsan sehingga harus digotong ke samping lift lantai dua Balaikota.
[wid]
BACA JUGA: