Rosiana: Kegagalan Di London Adalah Kutukan

PBSI Diminta Pakai Hati Nurani & Introspeksi Diri

Selasa, 07 Agustus 2012, 09:46 WIB
Rosiana: Kegagalan Di London Adalah Kutukan
Pe­ngu­rus Besar Persatuan Bulutangkis Se­luruh Indonesia (PB PBSI)
rmol news logo Kekecewaan terhadap tim bulutangkis Indonesia yang ga­gal mempertahankan tradisi emas di  Olimpiade Lon­don terus mengalir.

Kali ini kekecewaan datang dari para bekas atlet bulutangkis, di antaranya,   Joko Su­priyanto, Rosiana Tendean dan Icuk Su­giar­to. Mereka hadir dalam aca­ra buka bersama di Jakarta, ke­ma­­rin. Menurut mereka, Pe­ngu­rus Besar Persatuan Bulutangkis Se­luruh Indonesia (PB PBSI) harus introspeksi diri terhadap ke­ga­galan tersebut, bahwa ada yang salah dalam pembinaan.

“Bagi saya, ini adalah kutukan buat pengurus. Buktinya, sudah tidak dapat medali, tim bulu­tang­kis Indonesia terkena skandal yang memalukan negara lagi,” kata Rosiana.

Menurutnya, yang paling ber­tangungjawab dalam kega­galan tersebut adalah Kemen­terian Pe­muda dan Olahraga (Kemen­po­ra) sebagai pimpinan tertinggi olah­raga. “Menpora harus ber­tang­gung jawab secara moral,” kata bekas pemain nasional gan­da putri ini.

Joko Supriyanto meminta pengurus PBSI un­tuk intropeksi atas kegagalan ter­sebut. Dia me­ngaku, tidak kaget de­ngan hasil di Olim­­­pia­de ini, ka­re­na pe­­­ring­kat pe­main kita me­mang jeblok.

“Kami minta PBSI meng­gu­nakan nurani dan akal se­hat atas ke­ga­ga­lan ter­seb­ut,” ujarnya.

Sementara itu, Icuk Sugiarto me­nga­ta­kan, desa­kan Ke­tua Umum PBSI (Djoko San­toso) untuk mundur dari kepengurusan tidak akan menyelesaikan per­soalan. Soalnya, sebentar lagi pe­riode kepengurusan Djoko San­toso akan berakhir November, men­datang.

Icuk meminta kepada para Peng­prov untuk menggunakan hati nuraninya saat Munas PBSI November, nanti untuk memilih Ketum PB PBSI yang baru yang mempunyai visi dan misi untuk membangkitkan bulutangkis nasional.

“Pak Djoko pernah bilang ke saya bahwa akan memimpin PBSI hanya satu kali kepengu­ru­san. Jadi, saya akan menagih janji itu sekarang dan yang pasti dalam kepengurusan nanti ja­ngan ada kelompok-kelompok,” ucap Icuk yang juga Ketua Peng­prov DKI Jakara ini.

Seperti diketahui, keterpu­ru­kan dan aib di bulutangkis Olim­piade London 2012, menjadi puncak ke­gagalan pembinaan atlet bulu­tangkis nasional. Di ajang terse­but, tim bulutangkis Indonesia mengirim sembilan atlet, tapi semua gagal memper­sem­bahkan medali.

Tontowi/Liliyana Bidik Kejuaraan Dunia

Di tempat terpisah, ganda cam­puran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tidak ingin berlama-lama larut dalam kesedihan pasca kegaga­lan di Olimpiade London 2012. Mereka ingin mengobati kekece­waan di Kejuaraan Dunia.  

“Bisa saja ini olimpiade ter­akhir buat saya, bisa juga tidak, saya belum berpikir sampai Olim­piade Brasil 2016. Mung­kin saya dan Tontowi akan fokus ke Kejuaraan Dunia 2013, syu­kur-syukur bisa bertahan sampai Asian Games 2014,” ujar Liliya­na yang juga dibenarkan Richard Mainaky, sang pelatih.

Liliyana berharap kegaga­lan­nya di Olimpiade London 2012 ini tidak mematahkan semangat Tontowi untuk terus berusaha lebih baik lagi.

“Tontowi kan masih muda, dia masih punya kesempatan untuk bermain di Olimpiade Brasil 2016, mungkin dengan saya, mungkin juga tidak. Jadi saya harap nanti dia bisa lebih matang lagi,” tambahnya. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA