Murray Lampiaskan Dendam

Tenis Olimpiade 2012

Jumat, 13 Juli 2012, 09:16 WIB
Murray Lampiaskan Dendam
Andy Murray

RMOL. Andy Murray  tidak mau larut dalam duka, setelah gagal memenangi gelar Grand Slam Wimbledon 2012. Petenis asal Inggris Raya ini bertekad mengejar gelar yang juara Olimpiade.

Petenis nomor empat dunia ini dikalahkan maestro tenis Ro­ger Federer di final Wimble­don hari Minggu (8/7), lalu. Bukan ha­nya Murray yang kecewa, hati ma­syarakat Inggris juga hancur ber­keping-keping atas kegagalan tersebut.

Maklum, sudah hampir 76 ta­hun petenis Inggris belum per­nah merasakan gelar juara Wim­bledon setelah Fred Perry pada 1936.

Apalagi, itu merupakan kega­ga­lan Murray untuk keempat kali­­nya di final grand slam. Kini, Mur­ray bertekad menggunakan rasa sakit di Wimbledon sebagai bara motivasi untuk balas den­dam di Olimpiade London 2012.

“Saya telah bermain baik ta­hun ini. Jika saya bisa meng­ambil sisi positif dari hari Ming­gu kemarin, saya sangat percaya diri bisa berbuat sesuatu di Olim­piade, US Open, dan setelah­nya,” kata Murray.

“Semoga saja kita akan meli­hat hal tersebut ketika saya kem­bali di Olimpiade. Hari Minggu kemarin memang menyakitkan, tapi prospek merebut medali emas sangat memacu saya,” tambah petenis asli Skotlandia ini.

Petenis berusia 25 tahun ini ju­ga memuji pelatih barunya Ivan Lendl yang memberi kontri­busi besar, sehigga dirinya selalu ma­suk putaran final di turnamen grand slam tertua tersebut.

“Kontribusi dari Ivan Lendl se­jak menjadi pelatih saya pada Ja­nuari lalu sangat besar. Dia sa­ngat membantu terutama bagai­mana menjaga untuk tetap te­nang da­lam tekanan tinggi. Se­ga­­la se­suatunya sudah berjalan di jalur yang tepat,” tutur Murray.

Sementara itu, juara Wimble­don 2012, Serena Williams tidak perlu waktu lama untuk mengha­bisi permainan petenis remaja Nicole Gibbs 6-2 dan 6-1 di tur­namen WTA Stanford Klasik.

“Rasanya saya tidak percaya ber­main di sini hari ini. Tapi, sa­ya merasa segar dan tidak mera­sa lelah. Saya yakin saya akan me­rasa lebih enak setelah istira­hat sehari. Saya bangun jam dua malam dan beberapa jam kemu­dian turun lapangan dan me­nang,” katanya.

Selanjutnya, peraih 14 gelar grand slam ini akan bertemu de­ngan petenis unggulan ke­enam dari Afrika Selatan, Chanelle Scheepers, yang mengalahkan pe­tenis Portugal Michelle Lar­cher de Brito 6-3 dan 6-4.

Serena kembali ke Kalifornia Se­nin, sekitar 48 jam setelah ke­menangannya yang kelima di Wimbledon. Dia akan kembali ke Eropa minggu depan untuk berlatih di Paris sebelum terbang ke London mengikuti Olimpia­de, yang dimulai pada 27 Juli.

Petenis berusia 30 tahun dari Amerika itu, yang mengaku se­dang dalam kondisi puncak da­lam ka­riernya, menyatakan gem­bira bisa bertanding lawan Gibbs. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA