Rekor Tragis

Pertama Dalam Sejarah, Tim Thomas Gagal ke Semi Final

Kamis, 24 Mei 2012, 08:21 WIB
Rekor Tragis
Tau­fik Hidayat
RMOL.Tim Thomas Indonesia harus menelan pil pahit setelah disingkirkan secara tragis oleh Jepang 2-3 di babak perempatfi­nal Piala Thomas  di Wuhan Sport Complex Gymnasium, China, kemarin.

Bagi tim Merah Putih, ini me­ru­pakan kekalahan paling tragis. Karena, untuk pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan di Piala Thomas, Indonesia gagal menembus semifinal. Hasil ini juga ga­gal menyamai prestasi  Piala Thomas sebelumnya di Kuala Lum­pur, ketika Indonesia men­capai babak final, sebelum di­ka­lahkan China 3-0.

Tunggal ketiga Indonesia, Di­onysius Hayom Rumbaka yang tampil sebagai penentu nasib menyerah dari pemain Jepang, Ta­kuma Ueda dua game lang­sung 14-21 dan 19-21.

Hayom, pemain berperingkat 23 dunia ini sejak game pertama tampak kesulitan mengem­bang­kan permainan lawan Takuma Ueda yang menempati peringkat 38 dunia. Takuma Ueda tampil lebih percaya diri.

Tanda-tanda kehancuran tim Thomas sudah terlihat ketika gan­da utama Markis Kido/Hen­dra Setiawan tumbang dari pasa­ngan Noriyasu Hirata/Hirokatsu Ha­shi­moto 16-21 dan 18-21.

Se­te­­lah itu, giliran tunggal senior Tau­fik Hidayat kalah dari Ke­ni­chi Tago 12-21 dan 17-21. Se­hing­ga tertinggal 1-2 dari Jepang.

Padahal, Indonesia sempat me­­mimpin di partai pertama me­la­lui Simon Santoso. Pemain pe­ring­kat sembilan dunia ini ber­ha­s­il mengalahkan Sho Sasaki dua game langsung 22-20 dan 21-14.

Di partai keempat, Merah Pu­tih mampu bangkit dengan me­nya­makan kedudukan menjadi 2-2 berkat kemenangan ganda ke­dua Mohammad Ahsan/Al­vent Yulianto Chandra. Ahsan/Alvent me­nang atas Hiroyuki Endo/Ke­nichi Hayakawa 21-17 dan 21-13.

Sayang, di partai penentuan, Ha­­yom bermain dalam tekanan  tinggi sehingga tidak bisa mem­berikan perlawanan maksi­mal. Pemain berusia 23 tahun ini tampak serba salah, sehingga ke­rap mela­kukan kesalahan sendiri ataupun me­mudahkan lawan un­tuk mele­pas­kan pukulan mematikan.

Seusai pertadingan, Hayom mengucapkan permohonan maaf atas kekalahannya, sehingga In­do­nesia tersingkir lebih awal di tur­namen beregu paling bergeng­si ter­se­but. “Saya meminta maaf ke­pa­da seluruh masyarakat di Ta­nah Air atas kekalahan ini,” kata Hayom.

Sebagai pemain junior yang diharapkan menjadi pelapis pe­main senior Taufik Hidayat dan Simon Santoso, pemain kelahi­ran 22 Oktober 1988 ini menga­ku tampil penuh beban karena menjadi penentu nasib Tim Thomas Indonesia.

“Kalau ada rasa tegang dan men­­dapat beban, itu pasti. Tapi saya sudah berusaha untuk tidak memikirkan hal tersebut dan men­coba untuk fokus pada per­tandingan,” kata Hayom.

Sebelumnya, Taufik mengakui tim Jepang bermain lebih baik, ter­masuk lawannya Kenichi Ta­go. “Saya memang sulit keluar dari tekanan karena dia (Tago, red) berhasil mengontrol jalannya pertan­dingan sejak game perta­ma,” ujar juara Olimpiade 2004 ini.

Taufik juga mengakui kekala­han Kido/Hendra yang membuat Jepang menyamakan kedudukan menjadi 1-1,  ikut mempengaruh permainannya. “Pas­­ti ada rasa tegang, karena ka­lau saya kalah, Indonesia akan ter­tinggal 1-2. Kenyataannya, saya memang ka­lah dan Indonesia tertinggal,” ujar­nya.

Dengan demikian, Jepang ber­hak melangkah ke semifinal dan akan menghadapi  tuan rumah China yang berhasil menying­kir­kan  Malaysia 3-0. Malaysia ti­dak diperkuat pemain terbaik­nya, Lee Chong Wei yang dibelit cedera.

Kegagalan Indonesia di Piala Thomas 2012 menjadi catatan hitam bulutangkis Indonesia. Negeri yang pernah sangat ber­jaya ini, sekarang tertinggal  dari negara-negara baru bulu­tang­kis. Apa yang salah dengan PBSI dan bulutangkis Indonesia? Ini men­jadi PR besar yang harus dikerja­kan segera. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA